Makalah Metodologi Penelitian Experimen - Internet Beritaku

Minggu, 26 Agustus 2012

Makalah Metodologi Penelitian Experimen


BAB I
PENDAHULAUAN

1.1  Latar Belakang
Seorang peneliti pada prakteknya dilapangan akan memilih salah satu metode yang dipandang paling cocok untuk penelitiannya, yaitu yang sesuai dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan masalah yang akan dipecahkan (efektivitas). Pertimbangan lainnya adalah masalah efesiensi, yaitu seorang peneliti harus memperhatikan keterbatasan dana, tenaga, waktu dan kemampuan. Dengan demikian metode penelitian yang dapat menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat, sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu.
Salah satu metode penelitian adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi pengaruhnya terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang merupakan salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental dari penelitian-penelitian lain.
Oleh karena itu penting kiranya untuk dibahas salah satu metode penelitian, yaitu metode penelitian eksperimen. Dengan dibahasnya metode penelitian eksperimen ini dalam bentuk makalah dapat memberikan gambaran secara umum tentang metode penelitian eksperimen tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, permasalahan yang ingin dicari solusinya adalah sebagai berikut.
1.2.1        Apa pengertian penelitian eksperimen?
1.2.2        Bagimana karakteristik penelitian eksperimen?
1.2.3        Apa saja langkah-langkah penelitian eksperimen?
1.2.4        Apa saja macam-macam bentuk desain eksperimen?

1.3  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1        Mengetahui pengertian penelitian eksperimen.
1.3.2        Mengetahui karakteristik penelitian eksperimen.
1.3.3        Mengetahui langkah-langkah penelitian eksperimen.
1.3.4        Mengetahui macam-macam bentuk design penelitian eksperimen.

1.4  Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makah ini adalah bagi mahasiswa dapat dijadikan panduan atau pedoman  bagi mahasiswa yang ingin mengambil topik skripsi dengan menggunakan metodologi penelitian eksperimen.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian
Eksperimen adalah bentuk khusus investigasi yang digunakan untuk menentukan variabel-variabel apa sajakah, serta bagaimana bentuk hubungan antara satu dengan yang lainnya. Metode penelitian eksperimen adalah: metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Contohnya dalam bidang fisika penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat di pilih  dan variable lain dapat mempengaruhi proses eksperimen dan dapat dikontrol secara tepat, adapun contohnya dalam bidang fisika mencari pengaruh panas terhadap muai panjang suatu benda. Dalam hal ini variasi panas dan muai panjang dapat di ukur secara teliti, dan penelitian dilakukan dilaboratorium, sehingga pengaruh-pengaruh variable lain dari luar dapat di kontrol. Sedangkan dalam penelitian sosial khususnya pendidikan, desain eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil yang akurat, karna banyak variable luar yang berpengaruh dan sulit mengontrolnya adapun contohnya mencari pengaruh metode kontekstual terhadap kecepatan pemahaman siswa dalam pelajaran matematika, atau pengaruh penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa.
Metode penelitian experimen banyak digunakan dalam penelitian yang bersifat labora-toris. Akan tetapi metode penelitian experimen ini tidak dapat digunakan untuk penelitian sosial. Meskipun demikian penggunaan metode ini akan menjadi sangat rumit mengingat objek yang diteliti menyangkut interaksi manusia dengan lingkungan atau antar manusia itu sendiri. Macam-macam desain penelitian experimen dapat dilihat pada bagan berikut ini.




2.2  Karakteristik
Beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu, (1) Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang). (2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental. (3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak. (4) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan. (5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.


2.3  Langkah-Langkah Penelitian Eksperimen
Pada umumnya, penelitian eksperimental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut, yaitu:
  1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
  2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
  3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
  4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a.       Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen.
b.      menentukan cara mengontrol.
c.       memilih rancangan penelitian yang tepat.
d.      menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian.
e.       membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
f.       membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
g.      mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis.
5.      Melaksanakan eksperimen.
6.      Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
7.      Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabel yang telah ditentukan.
8.      Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
9.      Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.

2.4  Bentuk-Bentuk Desain Experimen
Apabila seorang peneliti menggunakan rancangan penelitian eksperimen, maka peneliti akan sangat bergantung oleh kondisi saat observasi dilakukan. Peneliti harus melakukan kendali terhadap kemungkinan adanya kontaminasi hubungan diantara variabel-variabel independen dan variabel dependen. Berikut ini akan dijelaskan bentuk-bentuk desain eksperimental.
2.4.1  Pre Eksperimental
Pre-Eksperimental designs (nondesigns) belum merupakan eksperimen sesungguhnya karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Bentuk Pre-Eksperimental Designs (nondesigns) ada beberapa macam yaitu:
A.    One-Shot Case Study
Paradikma dalam penelitian eksperimen model ini dapa di gambarkan sebagai berikut:
X=  Treatment yang diberikan 
X.O
 
                                                               (variabel independen)
                                                               O= Observasi
                                                               (Variabel dependen)
Adapun cara membaca paradigma diatas adalah sebagai berikut terdapat suatu kelompok diberi treatmen atau perlakuan dan selanjutnya di observasi hasilnya.
         Contoh:
         Pengaruh diklat (X) terhadap pretasi kerja karyawan (O).
Sesuai dengan paradigma maka: “terdapat kelompok pegawai yang diberi diklat, kemudian setelah selesai dan bekerja beberapa bulan diukur prestasi kerjanya”.



Bila dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradikma ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karna dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.


O1 X O2
 
 


O1= nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O2 = nilai posttest( setelah diberi diklat)
Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai=(O2-O1)
Jadi dalam One-Group Pretest-Posttest Design ini diberikan test terlebih dahulu sebelum diberikan diklat, kemudian setelah diberikan diklat diberikan test kembali, sehingga pengaruhnya jelas antara sebelum diklat dan setelah diklat.

C.     Intact-Group Comparison
X         O1
             O2
 
Terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi menjadi dua, yaitu setengah kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah kelompok untuk kontrol (yang tidak diberi perlakuan).


O1= Hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2= Hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak di beri perlakuan
Pengaruh perlakuan = O1 – O2
Contoh:
Terdapat sekelompok siswa dalam sebuah sekolah, setengah siswa menggunakan media dalam proses pembelajaran (O1), dan setengahnya lagi tidak memakai media dalam proses pembelajaran (O2). Setelah beberapa bulan kemudian diukur prestasinya, kelompok siswa yang mana yang prestasinya lebih bagus apakah yang menggunakan media atau yang tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran. Jadi pengaruh media terhadap prestasi belajar adalah (O1-O2).
2.4.2  True Experimental
         Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang kemungkinan dapat mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi lebih baik. Ciri utama dari true experimental adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random atau acak dari sebuah populasi. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random.
Ada dua bentuk true experimental design, yaitu Posttest-Only Control Design, Pretest-posttest control group design.
A.   
R X O1
R     O2
 
Posttest-Only Control Design


Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing di pilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi (treatment) adalah (O1 : O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
Contoh:
Terdapat dua kelompok siswa yang dipilih secara random dalam sebuah sekolah. Kelompok pertama diberikan perlakuan, yaitu kelompok pertama menerima pelajaran di kelas yang berisi AC, dan kelompok yang lain tidak. Kemudian dibandingkan perbedaan pretasi antara siswa yang menerima pelajaran di ruang ber-AC dengan siswa yang menerima pelajaran di ruangan yang tidak ber-AC. Apabila terdapat perbedaan prestasi yang sangat signifikan maka ruangan ber-AC sangat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
 
B.     Pretest control group design


R     O1   X    O2
R     O3          O4
 
 



Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian di beri pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).

2.4.3  Factorial Experimental
         Merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan memperlihatkan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigma design faktorial dapat digambarkan seperti berikut:


R           O1         X          Y1     O2

R          O3                      Y1      O4

R          O5         X           Y2     O6

R          O7                      Y2       O8
 
 






Semua kelompok di pilih secara random, kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap keompok nilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengatahui pengaruh metode pemasaran tertentu terhadap nilai penjualan. Untuk itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2).

Treatment/perlakuan (metode pemasaran baru) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O1=kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke dua yang telah diberi pretest (O5=kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok laki-laki adalah (O2-O1)-(O4-O5). Pengaruh perlakuan terhadap nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan adalah (O6-O5)-(O8-O7). Bila terdapat perbedaan pengaruh metode pemasaran terhadap nilai penjualan antara kelompok pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karena perlakuan yang diberikan karena perlakuan yang diberikan sama antara kelompok pria dengan wanita, tetapi karena adanya variabel moderator, yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan metode pemasaran yang sama, tetapi pada umumnya kelompok wanita lebih berhasil dalam pemasaran.

2.4.4  Quasi Experimental
Merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dua bentuk eksperimen ini yaitu:
A.   

O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
 
Time series design




Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil pre test yang baik adalah O1=O2=O3=O4  dan hasil perlakuan yang baik adalah O5=O6=O7=O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah =  (O5+O6+O7+O8)-( O1+O2+O3+O4).

B.     Nonequivalent control group design



 
 
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
Contoh
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh adanya tambahan bumbu pada sekelompok makanan terhadap nilai penjualan. Dalam desain penelitian dipilih satu kelompok jenis makanan, yang separo diberi perlakuan dengan ditambah bumbu tertentu dan yang separo tidak.  O1 dan O3 merupakan nilai penjualan makanan setelah ditambah bumbu. O4 nilai penjualan makanan yang tidak diberi tambahan bumbu. Pengaruh tambahan bumbu masalah terhadap penjualan adalah (O2-O1)-(O4-O3).

BAB III
PENUTUP

3.1    Simpulan
Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian eksperimen memiliki karakteristik diantaranya adalah variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang). Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental. Bentuk desain metode penelitian experimen adalah Pre Experimental, One Shot Case Study, One Group Pretest-Postest, Intec-Group Comparation, True Experimental, Posttest only Control Design, Pretest Control Group Design, Factorial Experimental, Quasi Experimental, Time Series Design, Nonequivalent Control group Design.

3.2    Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, diantaranya adalah minimnya contoh-contoh penelitian khususnya penelitian di bidang pendidikan. Oleh karena itu, saran penulis kepada para pembaca yang ingin mengembangkan makalah ini adalah diharapkan menambah beberapa contoh permasalahan penelitian yang menggunakan desain metode penelitian eksperimen, sehingga memberikan gambaran secara lebih lengkap dan nyata tentang metode penelitian eksperimen.

DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Raja Grafindo Persada:Jakarta.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.
Comments


EmoticonEmoticon