Peninggalan Masa Lampau Yang Misterius Dan Ufo Bag. 2 - Internet Beritaku

Senin, 13 Agustus 2012

Peninggalan Masa Lampau Yang Misterius Dan Ufo Bag. 2

Adakah Suatu Pangkalan UFO, Yang Amat Sangat Rahasia?
Dan bagaimanakah, andaikata piring-piring terbang itu merupakan bagian dari salah satu dunia, yang menyamai dunia kita ini? 
Kemungkinan itu tidak lepas dari pemikiran para penyelidik, yang berpendapat, bahwa di sesuatu tempat di dunia ini UFOs mempunyai pangkalan, yang amat sangat rahasia; dari pangkalan itu mereka sewaktu-waktu muncul, untuk mengunjungi dan mengamat-amati kita!
Berkenaan dengan dunia lain yang menyamai dunia kita itu, seorang akhli antropologi Amerika, Loren Eiseley, menguraikan suatu ceritera aneh. Suatu ceritera mengenai pertemuan antara seekor burung gagak dan sesuatu, yang diperkirakan merupakan seorang manusia terbang. Eiseley menulis sebagai berikut: “Menjumpai suatu dunia lain bukanlah semata-mata merupakan suatu kejadian Khayalan belaka. Hal itu dapat terjadi pada manusia, dan kadang-kadang juga pada binatang. Batas antara dunia kita dan dunia lain itu bergeser atau saling bertautan; dan kalau kita berada di batas itu pada waktu terjadinya pergeseran atau pertautan, kita akan mengalami hal yang aneh. Saya melihat hal itu terjadi pada seekor burung gagak; burung itu tetangga saya. Saya tidak pernah mengganggunya, akan ttapi dia sangat berhati-hati, dan tetap tinggal di puncak pohon-pohon, atau terbang tinggi menghindari manusia. Dunianya mulai pada tempat, yang tak dapat dijangkau oleh penglihatan saya. Pada suatu pagi, daerah kami diliputi oleh kabut, yang luar biasa tebalnya. Saya harus mengira-ngira jalan saya ke stasiun kereta api. Dengan sangat tiba-tiba, padaketinggian mata saya, muncullah dua buah sayap hitam kelam dengan didahului sebuah paruh besar, dan keseluruhannya itu tadi lewat secepat kilat, dengan mengeluarkan teriakan yang sangat mengerikan, sehingga saya menjadi takut. Suara teriakan itu terus mengganggu saya sepanjang hari; rupa-rupanya ada yang ditakuti oleh burung itu. Saya mengawasi diri saya di dalam cermin, untuk mengetahui apakah kiranya demikian menakutkan pada diri
saya. Akhirnya saya mengerti. Batas antara dunia kita dan dunia lain itu bergeser karena kabut! Burung gagak itu, yang mengira bahwa dia sedang terbang pada ketinggian yang biasanya, tiba-tiba dikejutkan oleh suatu pemandangan; baginya, pemandangan itu sangat bertentangan dengan kebiasaan yang dia ketahui! Dia telah melihat seorang manusia berjalan di udara, di dalam daerah dunia si burung gagak itu. Dia telah berjumpa dengan suatu wujud, yang amat sangat ganjil baginya; dia telah melihat manusia terbang....
Sekarang, kalau dia dari atas melihat saya, dia berteriak kecil, dan mengenal suara, yang ragu-ragu itu, sebagai teriakan makhluk yang dunianya telah goyah. Dia sudah tidak sama lagi seperti burung gagak yang lain-lainnya”. 

Apakah UFOs Mengancam Planit Kita?
Dalam menolak untuk mengakui adanya bukti-bukti mengenai UFOs, apakah kita tidak sudah menunjukkan rasa takut kita dalam persoalan “Pergeseran batas”, walaupun secara bingung? Apakah itu disebabkan karena ketakutan kita terhadap apa yang belum kita ketahui? Mungkin, secara tidak sadar, kita tertawakan kejadian itu karena kita tidak dapat mengertinya, dan juga karena kita ingin mengelilingi dunia kita dengan suatu dinding, untuk melindungi diri kita dari ganggguan hantu-hantu itu, yang datang dari tempat lainyang tidak kita ketahui.“Penolakan terhadap kejadian nyata, yang tidak kita mengerti, tidak pernah dapat mengembangkan ilmu pengetahuan sedikitpun juga”, demikianlah akhli perbintangan terkenal, Camille Flammarion, menulis. Sebenarnya sudah banyak sarjana, yang merasa tertarik pada persoalan UFO, misalnya orang-orang seperti Allen Hyneck dan James MacDonald, dua orang konsultan teknik pada komisi penyelidikan Angkatan Udara Amerika Serikat. Dr. Allen Hyneck, Direktur Observatorium Darborn, dekat Detroit, yang mengikuti pendapat para sarjana kuno, mula-mula menolak adanya UFOs sebagai kenyataan, akan tetapi setelah penyelidikan-penyelidikannya, dia merubah sikapnya mulai tahun 1965, karena sangat banyaknya laporan-laporan yang memerinci, yang disampaikan kepadanya. Dan beberapa tahun kemudian, dia menyatakan pendapatnya secara resmi, bahwa “piring terbang” memangbenar-benar ada, dan bahwa benda itu merupakan kendaraan angkasa luar, yang datang dari dunia lain yang juga berpenghuni. Malahan lebih daripada itu, dalam tahun 1972, di Universitas “Northwestern”, dia mengadakan kursus, yang pertama di dunia ini, mengenai UFOs.
Seperti halnya Allen Hynek, James MacDonald juga merasa yakin tentang adanya “piring terbang” itu. Menghadapi penolakan tentang adanya UFOs, yang dilakukan oleh Komisi Penyelidikan Amerika-penolakan, yang nantinya akan kita bahas-MacDonald tidak ragu-ragu untuk mengajukan permohonan. Di depan Komisi Ruang Angkasa dari PBB dia berseru sebagai berikut:
“Kepada para sarjana, yang menolak adanya kenyataan ilmiah tentang adanya UFOs, saya mohon dengan sangat untuk mau menunjukkan kemurahan hati.... Bukti-bukti, yang terkumpul selama beberapa tahun ini adalah mengagumkan.... Ancaman UFOs terhadap bumi kita bukanlah merupakan suatu soal khayalan ilmiah, atau suatu khayalan menakutkan... semuanya adalah benar dan nyata. Terus menolak, menurut pendapat saya,
merupakan sikap yang tidak bijaksana....”.

Prasejarah Resmi; Apakah itu Merupakan Sesuatu Lelucon Belaka?
Semua ceritera kuno memperkuat pendapat MacDonald. Ceritera-ceritera iu menguraikan soal kendaraan terbang, manusia ruang angkasa, dan pengunjung yang datang dari “Seberang”. Bagaimanakah dapat dijelaskan, bagwa ceritera-ceritera kuno, yang ada di tempat-tempat dari Mesopotamia sampai ke Tibet, dari Amerika Selatan sampai ke Cina dari Irlandia sampai ke Jepang, hampir sama atau serupa satu sama lain?
Bagaimanakah andaikata ceritera-ceritera kuno itu bukanlah hanya merupakan dongengan belaka, melainkan sedikit banyak merupakan laporan tentang peristiwa yang benar-benar terjadi, yang pernah dialami oleh para nenek moyang kita pada jaman dahulu? Brinsley Le Poer Trench menulis sebagai berikut: “Mitologi ditulis secara cepat, merupakan sejarah yang diringkas, dan bersifat sejajar atau semacam. Kebenaran, yang tersembunyi di belakang sebuah ceritera kuno, mempunyai arti dan makna yang lebih luas daripada arti sejarahnya sendiri”.
Para akhli miologi, yang mempunyai nama besar di dunia-Craffard, Evans, Ullrich-mengajarkan kepada kita, bagaimana kita harus melihat dongeng-dongeng, yang sangat kuno, mengenai umat manusia, dengan suatu kacamata baru. Menurut Ullrich misalnya, dua benua yang terendam air, Atlantis dan Mu, kini yang satu berada di bawah perairan Laut Atlantik dan yang lain di bawah perairan Laut Pasifik, bukanlah merupakan kerajaan dongeng kuno. Kita akan melihat, bahwa beberapa akhli mitologi mengemukakan pandangan, yang mengagumkan. Menurut mereka, Atlantis dan Mu masing-masing merupakan kerajaan pertama, yang didirikan oleh orang-orang angkasa luar di bumi kita beberapa puluh ribu tahun yang lalu. Dua Kerajaan, yang kemudian dihancurkan oleh banjir dunia, yang melemparkan umat manusia kembali ke Jaman Batu. Craffard menyatakan:”Prasejarah, sbagai yang diajarkan dalam buku-buku, merupakan suatu lelucon besar”.

Warisan Yang Amat Sangat Kuno, Dari Peradaban Yang Telah Hilang 
Kita mengetahui, bahwa sejarah mengandung hal-hal terentu, yang tidak kita duga semula. Selama beberapa ribu tahun orang menganggap secara naif, bahwa Troya merupakan sebuah kota dari cerita-cerita kuno, yang diciptakan oleh penyair Homer.
Seorang saudagar Jerman Schlieman, kemudian mengadakan penyelidikan sendiri, untuk mengetahui kebenaran persoalan itu. Dan kita mengetahui bagaimana hasilnya. Mengapakah tidak akan terjadi yang sama dengan “kendaraan-terbang”, orang-orang angkasa luar dan Atlantis? Siapakah yang tidak akan mengatakan, bahwa di kemudian hari akan muncul orang-orang seperti Schliemann, untuk menggali reruntuhan peradaban
tertentu, yang telah hilang? 
Ilham Heraclitus, Democritus dan para ahli falsafah atom Yunani dalam persoalan kenesbian (yang tidak mutlak/abadi) muncul pada jaman 2500 tahun sebelum terjadinya penemuan-penemuan Einstein. Contoh terakhir itu bukanlah merupakan contoh satu-satunya. Kita akan melihat, bahwa penemuan-penemuan dalam abad ke 20 ini sering kali merupakan penemuan kembali (!), dan bahwa cerita-cerita kuno tertentu bersifat penyaksian mengenai ilmu pengetahuan yang mengagumkan. Apakah itu semua merupakan sebuah peninggalan jaman purba, yang diwariskan kepada kita oleh suatu bangsa manusia yang berkebudayaan tinggi, yang peradabannya kemudian di sapu bersih oleh suatu bencana alam seperti Banjir-Taufan? Bagaimanakah andaikata ceritera, yang paling kuno, mengenai manusia, ceritera mengenai jaman ribuan tahun yang lalu, menguraikan soal ekspedisi angkasa luar yang aneh?
Dan bagaimanakah andaikata para sarjana jamans ekarang baru mulai mengerti isyarat-isyarat pertamanya saja? Bagaimanakan selanjutnya, kalau kita menyiapkan diri untuk mengulangi perjalanan-perjalanan di angkasa  luar, dalam pola nenek moyang kita yang paling pertama, yang dengan tiba-tiba muncul dari angkasa luar? Sebagaimana dikatakan oleh Shakespeare: “Apa yang telah lalu merupakan suatu pendahuluan”.

Comments


EmoticonEmoticon