Internet Beritaku: Kesehatan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 21 Agustus 2012

Makalah Dokumentasi Diagnosa Keperawatan

Dukung blog ini dengan dengan cara subscribe, like dan share channel youtube kami, atau ikuti channel youtube kami untuk mendapatkan video-video pembelajaran atau Tips dan Trik Komputer yang bermanfaat. Untuk melihatnya kunjungi
LINK INI


Dukung blog ini dengan dengan cara subscribe, like dan share channel youtube kami, atau ikuti channel youtube kami untuk mendapatkan video-video pembelajaran atau Tips dan Trik Komputer yang bermanfaat. Untuk melihatnya kunjungi
LINK INI


.youtube.com/channel/UCLhKym88ybbdOJ24Hm8oVmA" target="_blank">LINK INI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

                 Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial (NANDA, 1990). Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi yang menjadi   tanggung gugat perawat. Perumusan diagnosa keperawatan adalah bagaimana diagnosa keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah. Melalui identifikasi, dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan. Di samping itu, dengan menentukan atau menyelidiki etiologi masalah, akan dapat dijumpai faktor yang menjadi kendala dan penyebabnya. Dengan menggambarkan tanda dan gejala, akan memperkuat masalah yang ada.

Dokumentasi keperawatan merupakan catatan tentang penilaian klinis dari respons individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan baik aktual maupun potensial.


 
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kategori Diagnosa Keperawatan

                 Untuk memudahkan dalam mendokumentasikan proses keperawatan, harus diketahui beberapa tipe diagnosa keperawatan. Tipe diagnosa keperawatan meliputi tipe aktual, resiko, kemungkinan, sehat dan sejatera, dan sindrom.

a.      Diagnosa keperawatan aktual

                        Diagnosa keperawatan aktual menurut NANDA adalah menyajikan keadaan klinis yang telah divalidasikan melalui batasan karakteristik mayor yang diidentifikasi. Diagnosa keperawatan aktual memiliki empat komponen diantaranya : label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor yang berhubungan.
      Faktor yang berhubunga terdiri dari empat komponen yaitu :
1.      Patofisiologi (biologis atau psikologis)
2.      Tindakan yang berhubungan
3.      Situasional (lingkungan, personal)
4.      Maturasional
Penulisan rumusan ini adalah PES (problem + etiologi + simtom).
Contoh pernyataan diagnosa keperawatan : Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan penurunan transport oksigen sekunder akibat tirah baring lama dan menurun, tekanan diastolik meningkat  >15 mmHg, puccat, sianosis, lemah.

b.      Diagnosa keperawatan risiko atau risiko tinggi

Menurut NANDA, diagnosa keperawatan risiko adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga, atau komunitas yang sangat rentan  untuk mengalami masalah dibanding individu atau kelompok lain pada situasi yang sama atau hampir sama.

Diagnosa keperawatan ini mengganti istilah diagnosa keperawatan potensial dengan menggunakan “risiko terhadap atau risiko tinggi terhadap”. Validasi untuk menunjang diagnosa risiko tinggi adalah faktor risiko yang memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak menggunakan batasan karakteristik.
Penulisan rumusan diagnosa keperawatan risiko tinggi adalah PE (problem + etiologi).
Contoh penulisan diagnosa risiko tinggi : Risiko terhadap penularan infeksi yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang menurunnya risiko penularan virus AIDS.

c.       Diagnosa keperawatan kemungkinan

Menurut NANDA, diagnosa keperawatan kemungkinan adalah pernyataan tentang masalah yang diduga masih memerlukan data tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala utama adanya faktor risiko.
Contoh penulisan diagnosa kemungkinan : Kemungkinan gangguan konsep diri yang berhubungan dengan kehilangan peran tanggung jawab.

d.      Diagnosa keperawatan sejatera

Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sejatera adalah ketentuan klinis mengenai individu, kelompok, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih baik. Cara pembuatan diagnosa ini menggabungkan pernyataan fungsi  positif dalam masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan. Dalam menentukan diagnosa keperawatan sejatera menunjukkan terjadi peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.
Sebagai contoh, pasangan muda yang kemudian menjadi orangtua telah melaporkan fungsi positif dalam perannya pola hubungan. Perawat dapat memakai informasi dan lahirlah bayi baru sebagai tambahan dalam unit keluarga, untuk membantu keluarga mempertahankan pola hubungan yang efektif.

Contoh penulisan diagnosa keperawatan sejatera : Perilaku mencaari bantuan kesehatan yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang peran sebagai orang baru (Linda Jual Carpenito,1995).
e.       Diagnosa keperawatan sindrom

Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa keperawatan yang terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko tinggi yang diduga akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
Contoh penulisan diagnosa keperawatan sindrom : Sindrom disuse yang berhubungan dengan tindakan pembedahan (amputasi).
Penulisan dokumentasi diagnosa keperawatan beertujuan untuk :
Ø  Mengomunikasikan masalah pasien pada tim kesehatan
Ø  Mendemonstrasikan tanggung jawab dalam identifikasi masalah pasien
Ø  Mengidentifikasi masalah utama untuk perkembangan intervensi keperawatan.

B.     Metode Dokumentasi Diagnosa Keperawatan

Dalam melakukan pencatatan diagnosa keperawatan digunakan pedoman dokumentasi yaitu :
Ø      Gunakan format PES untuk semua masalah aktual dan PE untuk masalah risiko
Ø  Catat diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi ke dalam masalah atau format diagnosa keperawatan
Ø     Gunakan istilah diagnosa keperawatan yang dibuat dari daftar NANDA, atau lainnya
Ø  Mulai pernyataan diagnosa keperawatan dengan mengidentifikasi informasi tentang data untuk diagnosa keperawatan.
Ø  Masukan pernyataan diagnosa keperawatan ke dalam daftar masalah
Ø  Hubungkan setiap diagnosa keperawatan ketika menemukan masalah perawatan
Ø  Gunakan diagnosa keperawatan sebagai pedoman untuk pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Diagnosa keperawatan memberikan dasar intervensi yang menjadi tanggung gugat perawat. Perumusan diagnosa keperawatan atau bagaimana diagnosa keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah. Untuk memudahkan dalam membuat diagnosa keperawatan harus diketahui tipe diagnosa keperawatan yang meliputi, aktual, resiko tinggi / resiko kemungkinan, sejatera dan sindrom.

B.     Saran

Kami berharap agar mahasiswa dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar (media dan berita) yang terkait dengan materi ini. Dengan demikian belajar Dokumentasi menjadi pembelajaran yang menarik, kreatif dan berwibawa.

Rabu, 08 Agustus 2012

Makalah Kesehatan Olahraga

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indikator status kesehatan wanita dilihat dari Usia Harapan Hidupnya dapat diartikan sebagai pengukuran tingkat kesehatan wanita yang dapat mempengaruhi usia harapan hidupnya sehingga kita dapat mengetahui penyebab-penyebab harapan hidup seorang wanita, sehingga dengan indikator ini kita sebagai tenaga kesehatan dapat mencegah dan menanggulangi penurunan usia harapan hidup seseorang wanita dengan meminimalkan faktor-faktor penyebab penurunan usia harapan hidup.  

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa lebih memahami tentang indikator status kesehatan wanita dilihat
dari Usia Harapan Hidupnya.
b. Tujuan Khusus
  • Agar mahasiswa dapat menjelaskan definisi usia harapan hidup
  • Agar mahasiswa dapat menjelaskan hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama
  • Agar mahasiswa dapat menjelaskan faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia harapan hidup.
1.3 Rumusan masalah
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan permasalahan yang ditimbulkan sbb:
A. Apa definisi usia harapan hidup?
B. Apasaja hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama?
C. Apasaja faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia
harapan hidup?


 BAB II
ISI
“ USIA HARAPAN HIDUP “
2.1 Definisi  
Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia. Usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Harapan hidup penduduk Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi sejak 1980. Harapan hidup perempuan adalah 54 tahun pada 1980, kemudian 64,7 tahun pada 1990, dan 70 tahun pada 2000.
Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa implikasi bertambahnya jumlah lansia. Berdasarkan data, wanita Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini semakim meningkat setiap tahunnya. Meningkatnya jumlah itu sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup diiringi membaiknya derajat kesehatan masyarakat.
 
2.2 Hal-hal yang berpengaruh penting pada kelangsungan hidup yang lebih lama
Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari
beberapa faktor: (Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor)
  • Pola makan
·         Penyakit bawaan dari lahir: mereka yang diberi berkah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menjalani hidup lebih panjang adalah orang-orang yang terkait dengan rendahnya penyakit degeneratif. Yaitu penyakit-penyakit yang mengancam kehidupan manusia, seperti penyakit kanker, jantung koroner, diabetes dan stroke.
  • Lingkungan tempat tinggal   
  • Stress atau tekan
 2.3 Faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia
harapan hidup. 

a. GIZI
Melewati kehidupan di dunia hingga usia 100 tahun mungkin menjadi harapan sebagian manusia. Mereka berpendapat bahwa dengan semakin panjang umur semakin banyak hal-hal yang dapat dilakukan, terlepas itu perbuatan yang baik maupun buruk. Penyebab panjangnya umur manusia, diluar soal takdir tentunya, tergantung dari beberapa faktor. Tapi yang paling berpengaruh adalah pola makan.
Mereka yang mempunyai kesempatan untuk menikmati hidup lebih lama ini adalah orang-orang yang sangat memperhatikan pola makannya. “Mereka mengurangi konsumsi kalori ke dalam tubuhnya.
Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi Institut Pertanian Bogor:
·         Orang-orang lanjut usia ini mulai mengurangi konsumsi kalori dengan hanya memakan kacang-kacangan (kedelai), makan ikan dan minum teh hijau maupun teh hitam.
  • Melakukan puasa seperti yang dilakukan umat Islam pada bulan Ramadhan.
  • Melakukan diet terhadap jenis makanan goreng-gorengan, selain juga mengurangi
  • porsi makan sehari-hari.
·         Pada awal usia 50 tahunan, disaat proses metabolisme tubuh sudah mulai lambat, mereka banyak makan makanan yang mengandung zat anti oksidan yang bermanfaat bagi tubuh.
  • Makan ikan yang mengandung zat omega 3 yang sangat tinggi, yang dapat
  • mengurangi kolesterol dalam tubuh.
·         Mereka juga memangkas konsumsi protein dan lemak dalam tubuh, dengan cara mengurangi makanan yang mengandung lemak dan protein hewani, seperti telor, susu, daging, keju, dsb.
·         Menyarankan agar para manula tersebut mulai kembali ke makanan 'back to nature' atau kembali ke alam. Diantaranya degan cara mengkonsumsi makanan tanpa dimasak atau menjadi seorang vegetarian.
 
b. MEROKOK
Merokok mengurangi usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Atau kalau anda tidak merokok berarti menambah usia harapan hidup rata-rata 10 tahun. Demikian antara lain hasil penelitian selama 50 tahun di Inggris mengenai dampak merokok terhadap kesehatan. Hasil penelitian yang dimuat di Jurnal Kesehatan Inggris ini menunjukkan, terdapat 20 penyakit yang terkait dengan kebiasaan merokok.
Penelitian terlama tentang dampak merokok terhadap kesehatan menunjukkan bahwa rata-rata perokok meninggal dunia 10 tahun lebih cepat dibanding mereka yang tidak merokok. Penelitian ini dimulai 50 tahun lalu ketika untuk pertama kalinya muncul kaitan antara merokok dan kanker paru-paru. Temuan ini sangat penting untuk mendorong orang berhenti merokok. Penelitian ini melibatkan sekitar 35 ribu dokter di Inggris yang lahir antara tahun 1900 dan 1930. Para ilmuwan memantau kebiasaan merokok mereka selama lebih dari 50 tahun. Dan data paling akhir menunjukkan resiko yang ada jauh lebih besar dari perkiraan awal.
Sir Richard Peto, yang terlibat dalam penelitian ini hampir selama 40 tahun mengatakan, temuan yang ada menunjukkan berhenti merokok akan meningkatkan kuantitas dan kualitas hidup. "Bahkan setelah 20 tahun, bila anda berhenti merokok, anda bisa menghindari sembilan dari 10 resiko yang ada. Jika anda berhenti merokok setelah 10 tahun, anda bisa terbebas dari hampir semua resiko yang ada. Masalahnya adalah begitu orang merokok, susah untuk menghentikan kebiasaan itu. Banyak orang yang mengaku tak bisa berhenti merokok," katanya.
Mereka yang berhenti merokok pada usia 60 tahun, bisa meningkatkan harapan hidup selama tiga tahun. Sementara bila seseorang berhenti merokok pada usia 30 tahun, berbagai dampak negatif terhadap kesehatan bisa diminimalkan.
Ada sekitar 20 penyakit yang terkait dengan merokok ini, antara lain penyakit jantung, stroke, dan berbagai macam kanker. Di negara berkembang dewasa ini, semakin banyak orang merokok. Sejak penelitian ini dilakukan, diperkirakan 100 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat merokok. "Kematian itu disebabkan merokok telah dibuktikan sebagai penyebab berbagai penyakit saluran pernapasan seperti penyakit paru obstruktif menahun, kanker paru, dan diyakini merupakan faktor resiko untuk penyakit jantung, stroke, dan berbagai penyakit kronis lain".
 
c. MENOPAUSE
Keberhasilan pembangunan termasuk pembangunan kesehatan telah meningkatkan status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain meningkatnya umur harapan hidup (UHH) di Indonesia dari tahun ke tahun. Disamping itu terjadi pula pergeseran umur menopause dari 46 tahun pada tahun 1980 menjadi 49 tahun pada tahun 2000.
Jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan memasuki usia menopause dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas 50 tahun baru mencapai 15,5 juta orang atau 7,6% dari total penduduk, sedangkan tahun 2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30,0 juta atau 11,5% dari total penduduk.
Pada usia 50 tahun, perempuan memasuki masa menopause sehingga terjadi penurunan atau hilangnya hormon estrogen yang menyebabkan perempuan mengalami keluhan atau gangguan yang seringkali mengganggu aktivitas sehari-hari bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya. Padahal estrogen tersebut mempunyai manfaat yang beragam, sehingga menurunnya produksi hormon akan berpengaruh terhadap beberapa perubahan penting dalam tubuh.
Apa saja gejala-gejala awal yang menandakan kurangnnya kadar estrogen ?
  • Wajah kemerahan
  • Keringat pada malamm hari
  • Rasa sakit dan nyeri (nyeri tulang dan sendi)
  • Kekeringan didaerah vagina
  • Masalah kandung kemih
  • Hubungan seksual yang menimbulkan rasa nyeri
  • Kulit kering
  • Gangguan tidur
  • Emosi yang mudah berubah-rubah
  • Perdarahan menstruasi yang tidak teratur
  • Gejolak panas di dada dan muka (hot flushes
  • Sakit kepala
  • Mudah pingsan
  • Depresi
  • Daya ingat menurun
  • Sulit konsentrasi
  • Penyakit jangka panjang seperti tulang keropos (osteoporosis), jantung koroner, stroke, kanker usus besar.
Anda dapat mengukur kadar estrogen dengan berkonsultasi pada dokter yang akan melakukan pemeriksaan darah sederhana. Bila anda telah mengetahui penyebab timbunya gejala-gejala tersebut, anda dapat memulai usaha untuk mengatasinya.
Mengatasi menopause, degan Terapi penggantian hormon (TPH) bertujuan untuk mengganti hormon yang mulai menghilang agar efek-efek menopause dapat diatasi. Berkonsultasi pada ahli kandungan untuk membantu anda mempertimbangkan risiko TPH dan menemukan penanganan yang paling tepat untuk anda. Walupun efek samping yang akan muncul telah diketahui, kini anda bias mendapatkan pengobatan yang disesuaikan dengan keadaan anda untuk menghilangkan atau memperkecil efek samping. Ingat bahwa setiap wanita adalah berbeda.
Olahraga merupakan hal yang penting, tidak saja untuk kesehatan umum anda, tetapi juga memperbaiki densitas/kepadatan tulang anda dan menghilangkan gejala-gejala menopause.
 
·         Diet tradisional Asia tampaknya memberi keuntungan yang penting. Diet Asia ini:
1. mengandung kurang dari 20% kalori yang berasal dari lemak
2. Membatasi masukan daging
3. Kaya akan berbagai macam buah, sayur serta kacang-kacangan
4. Memasukan menu dari tahu atau olahan kedelai paling tidak sekali sehari. (Produk olahan kedelai mengandung fitoestrogen, yang merupakan sebuah tipe hormon tanaman yang diyakini bermanfaat bagi menopause. Namun demikian, preparat tersebut belum terbukti keuntungannya untuk mengatasi osteoporosis dan efek kardiovaskuler akibat menopause.
 
·           Hindari fakor-faktor yang memicu gejala-gejala menopause anda.kemerahan pada wajah dapat di picu oleh makanan nyang panas atau pedas. Alkohol, kafein dan gula juga dapat memicu kemerahan pada wajah.
·         Krim vagina dan jel dapat di gunakan untuk mengurangi kekeringan dan rasa gatal pada vagina.. Preparattersebut juga dapat di gunakan pada saat berhubungan seksual, untuk mengurangi rasa sakit.
 
d. OSTEOPOROSIS
Seiring meningkatnya usia harapan hidup di Indonesia, masalah osteoporosis/tulang keropos perlu mendapat perhatian serius. Semakin tua seseorang, semakin mudah terserang osteoporosis.
Orang lanjut usia merupakan sasaran paling rapuh untuk terkena osteoporosis. Ketika perempuan mencapai usia 80 tahun, ia mengalami resiko 40% mengalami 1 atau lebih patah tulang belakang. Data dunia juga menyebutkan satu dar tiga wanita beresiko terkena osteoporosis.
Kunci utama untuk melawan rapuh tulang diantaranya:
  • Perhatikan gaya hidup
  • Perhatikan pola makan
  • Aktifitas fisik
 BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Usia harapan hidup (Life Expectancy Rate) merupakan lama hidup manusia di dunia.
Penyebab panjangnya umur manusia, tergantung dari beberapa faktor:
·         Penyakit bawaan dari lahir
·         Lingkungan tempat tinggal
·         Stres dan tekanan
·         Pola makan

Faktor-faktor kesehatan yang mempengaruhi dan berhubungan dengan usia harapan
hidup:
1. Gizi
2. Merokok
3. Menopause
4. Osteoporosis

3.2 Saran
Dari makalah yang saya susun ini, saya harap pembaca dapat memahami betul tentang
indikator status kesehatan wanita dilihat dari usia harapan hidup.
Seorang Guru Penjeskes harus berpengetahuan luas untuk mendukung prakteknya di masyarakat.

Senin, 09 Juli 2012

Asuhan Keperawatan Bibir Sumbing

Dukung blog ini dengan dengan cara subscribe, like dan share channel youtube kami, atau ikuti channel youtube kami untuk mendapatkan video-video pembelajaran atau Tips dan Trik Komputer yang bermanfaat. Untuk melihatnya kunjungi
LINK INI


PENDAHULUAN

Kasus bibir sumbing dan celah langit-langit merupakan cacat bawaan yang masih menjadi masalah di tengah masyarakat. Antara Februari - Mei 1992, IKABI cabang Padang mengadakan pengabdian masyarakat di dua Kabupaten 50 Kota dan Solok berbentuk operasi bibir sumbing secara gratis. Dilakukan penelitian pada 126 penderita yang dilakukan operasi. Hardjowasito dengan kawan-kawan di propinsi Nusa Tenggara Timur antara April 1986 sampai Nopember 1987 melakukan operasi pada 1004 kasus bibir sumbing atau celah langit-langit pada bayi, anak maupun dewasa di antara 3 juta penduduk.

Pada dasarnya kelainan bawaan dapat terjadi pada mulut, yang biasa disebut labiopalatoskisis. Kelainan ini diduga terjadi akibat infeksi virus yang diderita ibu pada kehamilan trimester 1. jika hanya terjadi sumbing pada bibir, bayi tidak akan mengalami banyak gangguan karena masih dapat diberi minum dengan dot biasa. Bayi dapat mengisap dot dengan baik asal dotnya diletakan dibagian bibir yang tidak sumbing.

Kelainan bibir ini dapat segera diperbaiki dengan pembedahan. Bila sumbing mencakup pula palatum mole atau palatum durum, bayi akan mengalami kesukaran minum, walaupun bayi dapat menghisap naun bahaya terdesak mengancam. Bayi dengan kelainan bawaan ini akan mengalami gangguan pertumbuhan karena sering menderita infeksi saluran pernafasan akibat aspirasi.keadaan umu yang kurang baik juga akan menunda tindakan untuk meperbaiki kelainan tersebut.

A.    DEFINISI
Labio/plato skisis adalah merupakan kongenital anomali yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah. Palatoskisi adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.
B.    ETIOLOGI
FAKTOR HERIDITER
Sebagai faktor yang sudah dipastikan. Gilarsi : 75% dari faktor keturunan resesif dan 25% bersifat dominan.
1.    Mutasi gen.
2.    Kelainan kromosom.

FAKTOR EKSTERNAL / LINGKUNGAN :
1.    Faktor usia ibu
2.   Obat-obatan. Asetosal, Aspirin (SCHARDEIN-1985) Rifampisin, Fenasetin, Sulfonamid, Aminoglikosid, Indometasin, Asam Flufetamat, Ibuprofen, Penisilamin, Antihistamin dapat menyebabkan celah langit-langit. Antineoplastik, Kortikosteroid
3.    Nutrisi
4.    Penyakit infeksi Sifilis, virus rubella
5.    Radiasi
6.    Stres emosional
7.    Trauma, (trimester pertama)
C.    PATOFISIOLOGI
Kelainan sumbing selain mengenai bibir juga bisa mengenai langit-langit. Berbeda pada kelainan bibir yg terlihat jelas secara estetik, kelainan sumbing langit2 lebih berefek kepada fungsi mulut seperti menelan, makan, minum, dan bicara. Pada kondisi normal, langit2 menutup rongga antara mulut dan hidung. Pada bayi yang langit2nya sumbing barrier ini tidak ada sehingga pada saat menelan bayi bisa tersedak.Kemampuan menghisap bayi juga lemah, sehingga bayi mudah capek pada saat menghisap, keadaan ini menyebabkan intake minum/makanan yg masuk menjadi kurang dan jelas berefek terhadap pertumbuhan dan perkembangannya selain juga mudah terkena infeksi saluran nafas atas karena terbukanya palatum tidak ada batas antara hidung dan mulut, bahkan infeksi bisa menyebar sampai ke telinga.
D.    MANIFESTASI KLINIS
Pada labio Skisis:
1.    Distorsi pada hidung
2.    Tampak sebagian atau keduanya
3.    Adanya celah pada bibir
Pada palato skisis:
1.    Tampak ada celah pada tekak (uvula), palato lunak, dan keras dan atau foramen incisive
2.    Adanya rongga pada hidung
3.    Distorsi hidung
4.    Teraba aa celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari
5.    Kesukaran dalam menghisap atau makan
E.    KOMPLIKASI
1.    Gangguan bicara dan pendengaran
2.    Terjadinya otitis media
3.    Asirasi
4.    Distress pernafasan
5.    Risisko infeksi saluran nafas
6.    Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
F.    F.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.    Foto rontgen
2.    .Pemeriksaan fisisk
3.    MRI untuk evaluasi abnormal
G.    G.PEMERIKSAAN TERAPEUTIK
1.    Penatalaksanaan tergantung pada beratnya kecacatan
2.    Prioritas pertama adalah pada teknik pemberian nutrisi yang adekuat
3.    Mencegah komplikasi
4.    Fasilitas pertumbuhan dan perkembangan
5.    Pembedahan: pada labio sebelum kecacatan palato; perbaikan dengan pembedahan usia 2-3 hari atua sampai usia beberapa minggu prosthesis intraoral atau ekstraoral untuk mencegah kolaps maxilaris, merangsang pertumbuhan tulang, dan membantu dalam perkembangan bicara dan makan, dapat dilakukan sebelum penbedahan perbaikan.
6.    Pembedahan pada palato dilakukan pada waktu 6 bulan dan 2 tahun, tergantung pada derajat kecacatan. Awal fasilitaspenutupan adalah untuk perkembangan bicara.
H.    PENATALAKSANAAN
Pada bayi yang langit2nya sumbing barrier ini tidak ada sehingga pada saat menelan bayi bisa tersedak.Kemampuan menghisap bayi juga lemah, sehingga bayi mudah capek pada saat menghisap, keadaan ini menyebabkan intake minum/makanan yg masuk menjadi kurang. Untuk membantu keadaan ini biasanya pada saat bayi baru lahir di pasang:
1.Pemasangan selang Nasogastric tube, adalah selang yang dimasukkan melalui hidung..berfungsi untuk memasukkan susu langsung ke dalam lambung untuk memenuhi intake makanan.
2.Pemasangan Obturator yang terbuat dr bahan akrilik yg elastis, semacam gigi tiruan tapi lebih lunak, jd pembuatannya khusus dan memerlukan pencetakan di mulut bayi. Beberapa ahli beranggarapan obturator menghambat pertumbuhan wajah pasien, tp beberapa menganggap justru mengarahkan. Pada center2 cleft spt Harapan Kita di Jakarta dan Cleft Centre di Bandung, dilakukan pembuatan obturator, karena pasien rajin kontrol sehingga memungkinkan dilakukan penggerindaan oburator tiap satu atau dua minggu sekali kontrol dan tiap beberapa bulan dilakukan pencetakan ulang, dibuatkan yg baru sesuai dg pertumbuhan pasien.
3.Pemberian dot khusus dot khusus, dot ini bisa dibeli di apotik2 besar. Dot ini bentuknya lebih panjang dan lubangnya lebih lebar daripada dot biasa; tujuannya dot yang panjang menutupi lubang di langit2 mulut; susu bisa langsung masuk ke kerongkongan; karena daya hisap bayi yang rendah, maka lubang dibuat sedikit lebih besar. operasi, dengan beberapa tahap, sebagai berikut :
a.    Penjelasan kepada orangtuanya
b.    Umur 3 bulan (rule over ten) : Operasi bibir dan alanasi(hidung), evaluasi telinga.
c.    Umur 10-12 bulan : Qperasi palato/celah langit-langit, evaluasi pendengaran dan telinga.\
d.    Umur 1-4 tahun : Evaluasi bicara, speech theraphist setelah 3 bulan pasca operasi
e.    Umur 4 tahun : Dipertimbangkan repalatoraphy atau/dan Pharyngoplasty
f.    Umur 6 tahun : Evaluasi gigi dan rahang, evaluasi pendengaran.
g.    Umur 9-10 tahun : Alveolar bone graft (penambahan tulang pada celah gusi)
h.    Umur 12-13 tahun : Final touch, perbaikan-perbaikan bila diperlukan.
i.    Umur 17 tahun : Evaluasi tulang-tulang muka, bila diperlukan advancementosteotomy LeFORTI
I.    I.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh atau tidak efektif dalam meneteki ASI b/d ketidakmampuan menelan/kesukaran dalam makan sekunder dari kecacatan dan pembedahan.
2.    Risiko aspirasi b/d ketidakmampuan mengeluarkan sekresi sekunder dari palato skisis
3.    Risiko infeksi b/d kecacatan (sebelum operasi) dan atau insisi pembedahan
4.    Kurang pengetahuan keluarga b/d teknik pemberian makan, dan perawatan dirumah
5.    Nyeri b/d insisi pembedaha
J.    INTERFENSI
1.    Nutrisi yang adekuat dapat dipertahankan yang ditandai adanya peningkatan berat badan dan adaptasi dengan metode makan yang sesuai
2.    Anak akan bebas dari aspirasi
3.    Anak tidak menunjukan tanda-tanda infeksi sebelum dan sesudah operasi, luka tampak bersih, kering dan tidak edema.
4.    Orang tua dapat memahami dan dapat mendemonstrasikan dengan metode pemberian makan pada anak, pengobatan setelah pembedahan dan, harapan perawat sebelum dan sesudah operasi.
5.    Rasa nyaman anak dapat dipertahankan yang ditandai dengan anak tidak menangis, tidsk lsbil dan tidak gelisah
K.    IMPLEMENTASI
1.    Mempertahankan nutrisi adekuat
a.    Kaji kemampuan menelan dan mengisap
b.    Gunakan dot botol yang lunak yang besar, atau dot khusus dengan lubang yang sesuai untuk pemberian minum
c.    Tempatka dot pada samping bibir mulut bayi dan usahakan lidah mendorong makan/minuman kedalam
d.    Berikan posisi tegak lurus atau semi duduk selama makan
e.    Tepuk punggung bayi setiap 15ml 30ml minuman yang diminum, tetapi jangan diangkat dot selama bayi menghisap
f.    Berikan makan pada anak sesuai dengan jadwal dan kebutuhan
g.    Jelaskan pada orang tua tentang prosedur operasi, puasa 6 jam dan pemberian infus lainnya
h.    Prosedur perawatan setelah operasi, ranngsangan untuk menelan ata menghisap, dapat menggunakan jari-jari dengan cuci tangan yang bersih atau dot sekitar mulut 7-10 hari, bila sudah toleran berikan minuman pada bayi, dan minuman atau makanan lunak untuk anak sesuai dengan diitnya.

2.    Mencegah aspirasi dan obstruksi jalan napas
a.    Kaji status pernafasan selama pemberian makan
b.    Gunakan dot agak besar, rangsang hisap dengan sentuhan dot pada bibir
c.    Perhatikan posisi bayi saat memberi makan, tegak atau setengah duduk
d.    Beri makan secara perlahan
e.    Lakukan penepukan punggung setelah pemberian minum

3.    Mencegah infeksi
a.    Berikan posisi yang tepat setelah makan, miring kekanan kepala agak sedikit tinggi supaya makanan tertelan dan mencegah aspirasi yang dapat berakibat pnemonia
b.    Kaji tanda-tanda infeksi, termasuk drainage, bau dan demam.
c.    Lakukan perawatan luka dengan hati-hat dengan menggunakan teknik steril
d.    Perhatikan posisi jahitan, hindari jangan kontak dengan alat-alat yang tidak steril, misalnya alat tenun dan lainnya.
e.    Perhatikan perdarahan, edema, dan drainage
f.    Hindari gosok gigi pada anak kira-kira 1-2 minggu

4.    Mempersiapkan orang tua untuk menerima keadaan bayi/anak dan perawatan dirumah
a.    Jelaskan prosedur operasi sebelum dan sesudah operasi
b.    Ajarkan pada ornag tua dalam perawatan anak ; cara pemberian makan/minum dengan alat, mencegah infeksi, dan mencegah aspirasi, posisi pada saat pemberian makan/minum, lakukanpenepukan punggung, bersihkan mulut setelah makan

5.    Meningkatkan rasa nyaman
a.    Kaji pola istirahat bayi dan kegelisahan
b.    Tenangkan bayi
c.    Bila klien anak, berikan aktivitas bermain yang sesuai dengan usia dan kondisinya
d.    Berikan analgetik sesuai program

Senin, 12 September 2011