Internet Beritaku: Makalah
Tampilkan postingan dengan label Makalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makalah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 02 Desember 2012

Minggu, 30 September 2012

Makalah Etika Profesi Bidang Komputer


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan zaman yang diiringi kemajuan teknologi, mendorong kita untuk senatiasa berupaya meningkatkan kemampuan dalam hal penguasaan teknologi informasi. Dalam hal ini kita juga harus memperhatikan kode etik dalam IT. Kode etik Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. Jadi ketaatan itu terbentuk dari masing-masing orang bukan karena paksaan. Adapun salah satu profesi TI yang akan dibahas adalah “Teknisi Komputer”. Teknisi Komputer dibagi menjadi beberapa bagian-bagian sebagai berikut :
  1. Practical CTS Teknisi Komputer yang dapat menangani dan merawat komputer beserta perangkat pendukung utama.
  2. Junior Technical Support, Teknisi Komputer yang dapat menangani dan merawat komputer beserta perangkat pendukung utama.
  3. Technical Support, Staf pendukung teknis komputer yang dapat mengoperasikan PC stand alone, instalasi OS, instalasi dan konfigurasi jaringan, instalasi modem dan setting konfigurasi komunikasi wireless, instalasi software anti virus, restore dan backup system,penanganan awal atas masalah PC.
  4. Senior Technical Support, Staf pendukung senior teknis computer yang dapat mengoperasikan PC stand alone, instalasi OS, instalasi dan konfigursi jaringan, instalasi modem dan setting konfigurasi. komunikasi wireless, instalasi software anti virus, restore dan back up system, penanganan awal atas masalah PC, memperbaiki system jaringan, menggunakan remote access, upgrade dan migrasi OS.
Dengan demikian tenaga profesional merasa bila dia melanggar kode etiknya sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi adalah dia sendiri. Kode etik bukan merupakan kode yang kaku karena akibat perkembangan zaman maka kode etik mungkin menjadi usang atau sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berangkat dari latar belakang yang sebelumnya telah di bahas, maka rumusan masalah pada makalah ini ialah, Apakah yang dimaksud dengan etika profesi dan seperti apakah kode etik profesi seorang Technical  Engineer.
1.3 TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah :
Menagacu pada rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan pada makalah ini ialah ingin mengetahui Apakah yang dimaksud dengan etika profesi dan seperti apakah kode etik profesi seorang Technical  Engineer.

 BAB II
 PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KODE ETIK
Sebelum kita masuk pada Kode Etik Seorang Technical  Engineer alangkah baiknya kita mengetahui apa itu kode etik. Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja. Lalu apa saja tujuan dari pembuatan kode etik itu sendiri. Kode etik sendiri memiliki tujuan yang akan membantu para Technical Engineer dalam bekerja. Berikut adalah tujuan dari Kode Etik:
  1. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
  2. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
  3. Untuk meningkatkan mutu profesi.
  4. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
  5. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
  6. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
  7. Menentukan baku standarnya sendiri.
2.2 FUNGSI KODE ETIK
Kode etik profesi itu merupakan sarana  untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
1)      Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
2)      Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).
3)      Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau developer TI dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program aplikasi.
Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan oleh kliennya atau user, ia dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja program  aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll). Kode etik profesi Informatikawan merupakan bagian dari etika profesi.
Jika para profesional TI melanggar kode etik, mereka dikenakan sanksi moral, sanksisosial, dijauhi, di-banned dari pekerjaannya, bahkan mungkin dicopot dari jabatannya.
2.3 KODE ETIK SEORANG TEKNISI KOMPUTER
Berikut merupakan Kode Etik seorang Technical Engineer dari IEEE:
Kami, anggota IEEE, dalam pengenalan akan pentingnya teknologi kami dalam mempengaruhi kualitas kehidupan di seluruh dunia dan dalam penerimaan kewajiban kami pada profesi kami, anggota-anggotanya dan masyarakat yang kami layani, dengan ini kami menyatakan diri terikat pada perilaku etis dan profesional tertinggi dan setuju:
  1. Menerima tanggung jawab dalam pengambilan keputusan engineering yang taat asas pada keamanan, kesehatan, dan kesejahteraan publik, dan segera menyatakan secara terbuka fatktor-faktor yang dapat membahayakan publik atau lingkungan.
  2. Menghindari konflik interes nyata atau yang terperkirakan sedapat mungkin, dan membukakannya pada para pihak yang terpengaruh ketika muncul.
  3. Akan jujur dan realistis dalam menyatakan klaim atau perkiraan menurut data yang tersedia.
  4. Menolak sogokan dalam segala bentuknya.
  5. Mengembangkan pemahaman teknologi, aplikasi yang sesuai, dan kemungkinan konsekuensinya.
  6. Menjaga dan mengembangkan kompetensi teknis dan mengambil tugas teknologi yang lain hanya bila memiliki kualifikasi melalui pelatihan atau pengalaman, atau setelah menyatakan secara terbuka keterbatasan relevansi kami
  7. Mencari, menerima, dan menawarkan kritik perkerjaan teknis, mengakui dan memperbaiki kesalahan, dan menghargai selayaknya kontribusi orang lain
  8. Memperlakukan dengan adil semua orang tanpa bergantung pada faktor-faktor seperti ras, agama, jenis kelamin, keterbatasan fisik, umur dan asal kebangsaan
  9. Berupaya menghindari kecelakaan pada orang lain, milik, reputasi, atau pekerjaan dengan tindakan salah atau maksud jahat
  10. Membatu rekan sejawat dan rekan sekerja dalam pengembangan profesi mereka dan mendukung mereka dalam mengikuti kode etik ini
2.4. KETERAMPILAN YANG HARUS DIMILIKI SEORANG TEKNISI KOMPUTER
Untuk menjadi seorang teknisi komputer, ada beberapa dasar yang harus anda miliki. Berikut penjelasannya:
  • Harus mengetahui dan menguasai berbagai macam dan tipe perangkat komputer yang ada didalamnya.
  • Harus mengetahui berbagai permasalahan kerusakan pada komputer (troubleshooting) dan menaganinya.
  • Mempunyai kemampuan umtuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman sebgai panduan saat melakukan troubleshooting.
  • Memiliki kemampuan yang cukup dalam berbahasa inggris agar lebih mudah mempelajari manual perangkat hardware maupun software Komputer.
  • Memiliki kemampuan untuk menghubungkan perangkat keras
  • Memiliki kemampuan untuk melakukan instalasi Microsoft Windows
  • Memiliki kemampun untuk melakukan instalasi Linux
  • Penggunaan perangkat lunak Internet berbasis Windows seperti Internet Explorer,telnet, ftp, IRC; Pasang dan konfigurasi mail server, ftp server, web server.
2.5 SIKAP YANG HARUS DIMILIKI SEORANG TEKNISI KOMPUTER
Selain harus menguasai berbagai macam teknik troubleshooting dan penanganannya,seorang teknisi komputer juga harus mempunyai sikap yang baik sebgai seorang teknisi:
  • Belajar dari Pengalaman dan Pelatihan. Anda harus selalu mengupdate pengetahuan dalam berbagai permasalahan dan penanganan berdasarkan pengalaman yang pernah anda temui karena teknologi tidak pernah berhenti dan terus berkembang.
  • Meningkatkan Kemampuan, Yakni kemampuan dalam menggunakan pengetahuan pada situasi hal baru.
  • Disiplin. Segala sesuatu yang dikerjakan oleh seorang teknisi komputer harus tertata dengan baik, menghormati semua customer, dan yang paling penting adalah meyakinkan persepsi customer terhadap masalah sebenarnya.
  • Kemampuan Berkomunikasi. Hal ini juga sangat perlu pada saat anda mengidentifikasi masalah yang ada berdasarkan informasi dari Customer.
  • Mempunyai Kemampuan Berfikir Logis dan Kreatif. Hal ini penting agar dapat memberikan penjelasan yang baik dan benar kepada customer sehingga mudah dipahami.
  • Sikap Rendah Hati. Hal ini penting karena sebagai teknisi komputer anda adalah pelayan bagi Customer.
  • Cara Kerja yang Terperinci, yaitu dengan memperhatikan dan mengetahui seluruh sistem dan cara kerja komputer sehingga pada saat anda melakukan troubleshooting, anda mengikuti prosedur dengan benar dan mendapatkan hasil yang cepat dengan analisis yang tepat.
  • Komitmen dalam Menyelasaikan Masalah. Ini merupakan tanggung jawab anda sepenuhnya sebagai seorang teknisi komputer.
  • Dapat Menentukan Prioritas. Anda juga harus dapat mennetukan prioritas pekerjaan yang harus segera anda tangani.
  • Berbagai Pengetahuan dengan Anggota tim (jika anda bekerja dalam tim) dan dengan customer.
  • Minat akan Teknologi, selalu mengupdate pengetahuan mengenai komputer.
2.6 CONTOH KASUS
Sebut saja si A, adalah seorang teknisi computer yang biasa menerima permintaan perbaikan atas beberapa kerusakan computer. Suatu ketika, si A memiliki langganan Mr. X yang biasa minta bantuannya bila ada pemasalahan dengan komputernya. Mr X menunjukkan salah satu laptopnya yang rusak karena tidak bisa 'booting'. setelahj di check oleh si A, dia menyampaikan ke Mr. X, bahwa hard disk laptopnya rusak, dan harus segera di ganti. Tahu kondisinya seperti tersebut, kemudian Mr. X meyakinkan utk menanyakan ke A apakah data yang ada di komputernya masih bisa diselamatkan bila dilakukan penggantian.
 Dengan sangat yakin, si A menjawab, bahwa data masih bisa diselamatkan, dengan cara memindahkan data yg ada ke harddisk pengganti. dan Di jamin semua data tidak akan hilang.
Mr X sangat senang mendengar jawaban tsb. sehingga Mr. X menyetujui untuk mengganti hardisk yang rusak tersebut.
singkat cerita, Si A berhasil melakukan perbaikan dengan menggati hardisk yg rusak, kemudian menyelamatkan dan memindahkan data dari hardisk yang rusak ke hardisk yang baru.
setelah selesai, Si A memberikan semua hasilnya ke Mr.X, dan Mr. X mengecek semua data yg ada. 100% semua data terselamatkan.Si A mendapat imbalan atas jasa yg dilakukannya, kemudian si A juga mengembalikan Hardisk yg rusak ke Mr.X. Dalam cerita tsb diatas. secara umum, tidak ada permasalahan.
Namun permasalahan kemudian muncul, ketika Mr.Z, datang dengan tuduhan pelanggaran UU ITE 2008, yang di tuduhkan ke "A", karena telah melakukan pemindahan data tanpa hak ..... dan seterusnya (seperti bunyi salah satu pasal dalam UU ITE).
Si A sangat kaget dengan tuduhan tersebut,.. dengan wajah bingung dan lunglai dia terbengong dan tidak mengerti apa yang terjadi. Kemudian Mr.Y, menjelaskan Bahwa, laptop yg dibawa oleh Mr.X yg diperbaiki dan diganti hardisknya, yg datanya dipindahkan. beberapa datanya adalah milik Mr.Z.
Dan karena, A melakukan pemindahan data tanpa hak (seperti yg ada di UU ITE), maka Mr. Z melaporkannya dan menuduhnya telah melanggar UU ITE tersebut. Apa yang terjadi, Si A tidak bisa berbuat apa2, seorang teknisi dengan gaji pas pasan dan dengan penghasilan minim tersangkut dengan UU ITE.
            Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang teknisi computer harus berhati-hati dalam menjalankan pekerjaannya. Karena sesuatu yang kecil, yakni tidak sengaja memindahkan file yang tidak seharusnya di pindahkan , bisa menjadi masalah yang besar dan berhubungan dengan hukum karena melanggar UU ITE.



BAB III
 PENUTUP

1.1              KESIMPILAN

1.      Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
2.      Dari contoh kasus sebelumnya dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang teknisi computer harus berhati-hati dalam menjalankan pekerjaannya. Ia harus memiliki softskill dan hardskill dalam standarisasi profesinya. Karena sesuatu yang kecil, yakni tidak sengaja memindahkan file yang tidak seharusnya di pindahkan , bisa menjadi masalah yang besar dan berhubungan dengan hukum karena melanggar UU ITE.

1.2              SARAN

1.      Seorang teknisi computer harus berhati-hati dalam menjalankan pekerjaannya. Ia harus memiliki softskill dan hardskill dalam standarisasi profesinya. Karena sesuatu yang kecil, yakni tidak sengaja memindahkan file yang tidak seharusnya di pindahkan , bisa menjadi masalah yang besar dan berhubungan dengan hukum karena melanggar UU ITE.
Dan menjelaskan bahwa etika profesi sebagai seorang teknisi computer harus diperhatikan.



 DAFTAR PUSTAKA

Rabu, 12 September 2012

Tentang Peranan Manajemen Konflik Pada Suatu Organisasi


PENDAHULUAN

Dalam sebuah organisasi, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling terkait dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul didalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan sebagai komunikasi yang kurang baik.

Para manajer bergantung kepada keterampilan berkomunikasi mereka dalam memperoleh informasi yang diperlukan dalam proses perumusan keputusan, demikian pula untuk mensosialisasikan hasil keputusan tersebut kepada pihak-pihak lain.

Salah satu titik penting dari tugas seorang manajer dalam melaksanakan komunikasi yang efektif didalam organisasi bisnis yang ditanganinya adalah memastikan bahwa arti yang dimaksud dalam instruksi yang diberikan akan sama dengan arti yang diterima oleh penerima instruksi demikian pula sebaliknya (the intended meaning of the same). Hal ini harus menjadi tujuan seorang manejer dalam semua komunikasi yag dilakukannya.

Dalam hal me-manage bawahannya, manajer selalu dihadapkan pada penentuan tuntuan pekerjaan dari setiap jabatan yang dipegang dan ditangani oleh bawahannya (role expectaties) dan konflik dapat menimbulkan ketegangan yang akan berefleksi buruk kepada sikap kerja dan perilaku individual. Manajer yang baik akan berusaha untuk meminimasasi konsukensi negatif ini dengan cara membuka dan mempertahankan komunikasi dua arah yang efektif kepada setiap anggota bawahannya. Disinilah manajer dituntut untuk memenuhi sisi lain dari ketrampilan interpersonalnya, yaitu kemampuan untuk menangani dan menyelesaikan konflik.

KONFLIK DAN DEFINISINYA
Konflik dapat berupa perselisihan (disagreement), adanya ketegangan (the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antara kedua belah pihak, sampai kepada tahap di mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai penghalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing.

TINGKAT KONFLIK (LEVEL OF CONFLICT)
Konflik yang timbul dalam suatu lingkungan pekerjaan dapat dibagi dalam 3 tingkatan:

1.    Konflik dalam diri individu itu sendiri
Konflik dalam diri seseorang dapat timbul jika terjadi kasus overload jitu dimana ia dibebani dengan tanggung jawab pekerjaan yang terlalu banyak, dan dapat pula terjadi ketika dihadapkan kepada suatu titik dimana ia harus membuat keputusan yang melibatkan pemilihan alternatif yang terbaik. Perspektif di bawah ini mengidentifikasikan empat episode konflik, dikutip dari tulisan Thomas v. Banoma dan Gerald Zaltman dalam buku psychology for management:
  1. Approach-approach conflict, yaitu situasi dimana seseorang harus memilih salah satu di antara beberapa alternatif yang sama baiknya.
  2. Avoidance-avoidance conflict, yaitu keadaan dimana seseorang terpaksa memilih salah satu di antara beberapa alternatif tujuan yang sama buruknya.
  3. Approach-avoidance conflict, merupakan suatu situasi dimana seseorang terdorong oleh keinginan yang kuat untuk mencapai satu tujuan, tetapi di sisi lain secara simultan selalu terhalang dari tujuan tersebut oleh aspek-aspek tidak menguntungkan yang tidak bisa lepas dari proses pencapaian tujuan itu sendiri.
  4. Multiple aproach-avoidance conflict, yaitu suatu situasi dimana seseorang terpaksa dihadapkan pada kasus kombinasi ganda dari approach-avoidance conflict.
2.    Konflik interpersonal
Merupakan konflik antara satu individual dengan Individual yang lain.
Konflik interpersonal dapat berbentuk substantive maupun emotional, bahkan merupakan kasus utama dari konflik yang dihadapi oleh para manajer dalam hal hubungan interpersonal sebagai bagian dari tugas manajerial itu sendiri.

3.    Konflik organisasional
Konflik organisasional merupakan hal yang tidak asing lagi bagi organisasi manapun, dan konflik ini meyebabkan sulitnya koordinasi dan integrasi dari kegiatan yang berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan. Dalam setiap kasus, hubungan organisasional harus di-manage sebaik mungkin untuk mempertahankan kolaborasi dan menghindari semua konsekuensi disfungsional dari setiap konflik yang mungkin timbul.

Makalah Empati


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Karena masih banyak saudara kita yang membutuhkan perhatian dan bantuan secara material dari kita sebagai orang yang lebih mampu. Maka kita wajib berempati terhadap mereka.
Empati adalah kemampuan seseorang untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.
Tugas empati ini bertujuan agar kita semua dapat berempati terhadap sesama. Dalam kegiatan ini, saya beserta teman-teman melakukan kunjungan serta wawancara terhadap beberapa orang yang kurang mampu. Melalui mereka, saya dan teman-teman dapat belajar bahwa di sekitar kita masih banyak orang yang kekurangan dan membutuhkan uluran tangan dari kita semua.
Dalam berempati kita mengalami berbagai masalah serta rintangan. Tapi itu membuat kita lebih dewasa untuk meihat secara nyata tentang penderitaan mereka. Makalah ini juga dilatarbelakangi kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Makalah ini menyadarkan akan pentingnya mereka serta mengajak semua orang mempedulikan mereka dan membuat kita lebih bersyukur.

1.2 Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang masalah, masalah – masalah yang muncul dapat di identifikasi sebagai berikut :
 
1.    Apa saja kejadian selama empati berlangsung?
2.    Siapa saja yang saya wawancarain?
3.    Apa hikmah serta manfaat dari kegiatan tersebut?
4.    Bagaimana kita membantu mereka?
5.    Apa saja kendala yang dihadapi?

1.3  TUJUAN
   
    Kegiatan empati ini saya lakukan dengan maksud dan tujuan supaya melatih kepekaan saya terhadap lingkungan sekitar khususnya orang-orang yang kurang mampu. Kegiatan ini juga bermanfaat untuk diri saya sendiri karena dengan kegiatan ini saya menyadari bahwa  kita harus bersyukur terhadap apa yang saya punya.Kegiatan ini juga membuat saya menjadi lebih peduli terhadap lingkungan dan menjadikan hidup ini berguna bagi orang lain.
   
Saya menyadari banyaknya masyarakat yang kurang peduli terhadap masyarakat sekitarnya yang perlu akan uluran tangan kita.Dengan kegiatan ini saya mengajak teman-teman semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan di sekitar kita.Satu rupiah yang teman-teman keluarkan sangat berarti bagi mereka.

BAB 2
PEMBAHASAN


2.1  Peristiwa Selama Kegiatan Empati

Kegiatan empati ini dimulai dengan berkumpul di sekolah kami sekitar jam 10 pagi pada hari minggu 11 agustus 2012, Sekitar 13 orang mengikuti kegiatan empati ini bersama sama. sebelumnya saya dan teman-teman ke sebuah supermarket untuk membeli buah tangan yang akan diberikan kepada para narasumber. Setelah itu, kami kembali ke sekolah dan tanpa disengaja ketika kami di masjid sekolah, kami melihat ada dua anak kecil yang sedang memulung barang bekas. Terketuklah hati kami untuk menghampiri kedua anak tersebut.

Beginilah cuplikan dari kegiatan wawancara bersama mereka:
Kami        : de, boleh di wawancarain sebentar gak?
Narasumber    : *mengganguk tanda setuju*
Kami        : Namanya siapa ?
Narasumber    : Sunarsih
Kami        : Masih sekolah enggak dek? Dimana ?
Narasumber    : Iya masih,di SMP Darul Yaqin di deket sini
Kami        : Kelas berapa? Udah sering mulung di sini ?
Narasumber    : Kelas 7.Iya sering, sehabis pulang sekolah saya mulung disini.
Kami        : oh, berapa penghasilan sehari kamu?
Narasumber    : sekitar 2000 sampai 3000 sehari, tergantung jumlah barang yang saya        jual.
Kami    : kasian~ emang orang tua kamu kerja apa de?
Narasumer    : ayah saya tuh buruh, kalau ibu mah gak kerja
Kami    : tapi emang uang segitu cukup de untuk kebutuhan sehari hari? *mulai kasian*
Narasumber    : cukup gak cukup, saya cukupin aja sih. Mau gimana lagi? *suara melas*
Kami    : sabar ya de. Kami turut prihatin. Boleh kami diantar kerumah kamu?
Narasumber    : oh iya, tapi rumah saya jelek. *sambil menunduk*
Kami    : oh iya kami mengerti kok *sambil tersenyum*

Mereka pun menunjukan rumahnya, dengan segera saya dan teman-teman berbondong bondong menuju rumahnya. Sebagian dari teman kami mengambil bingkisan yang akan diberikan kepada mereka. setelah sampai rumahnya, kami merasa sedih melihat rumahnya. Dan tiba-tiba keluarlah seorang nenek tua yang merupakan ibunya. Kami pun mewawancarainya:

Ibunya    : oh, silakan masuk. Maap rumahnya jelek
Kami    : Tidak usah bu, kami di luar aja. Maap ngeganggu kami hanya ingin  bertanya sedikit tentang ibu. Boleh kan?
Ibunya    : Oh silakan. Saya akan jawab dengan senang hati de * sambil tersenyum lebar*
Kami    : Makasih bu,
     Bu, dirumah ini ada berapa yang tinggal disini?
Ibunya    : yang tinggal 7 orang de,
Kami    : banyak juga yah. Dengan penghasilan segitu emang cukup untuk menghidupkan mereka?
Ibunya    :  yah mau gimana lagi de, disini saya dan lain saling membantu    melengkapi. Tapi kami tetap bersyukur kok *melemparkan senyum*
Kami    : hebat yah ibu. Kami harus banyak belajar dari ibu
     Bu, terima kasih atas waktunya . Kami tidak bisa lama lama. Maaf menggangu
Ibunya    : oh iya, kapan-kapan  mampir lagi yah
 Kami    : *memberi bingkisan* bu ini ada sedikit rejeki dari kami tolong diterima ya.
Ibunya    : iya, terima kasih banyak *sambil tersenyum*

Kami pun pergi meninggalkan mereka. banyak pelajaran yang kami dapat dari sana. setelah itu kami kembali ke sekolah untuk merencanakan target selanjutnya. Terbesit dipikiran kami untuk pergi ke pemukiman di sebelah SMAN 1 Kolaka yang menurut kami penduduk disitu masih banyak yang memerlukan bantuan dari kami. Bergegaslah kami berangkat menuju tempat tujuan tersebut walaupun kita tidak tahu tujuan yang akan kita kunjungi. Ketika  mau berangkat, teman kami hampir ada yang terjatuh dari motor lalu suasana menjadi tegang dan semua berpikir dia akan jatuh dan terluka. Kami pun berangkat....


Tidak lama kemudian, kami melewati sebuah jalan yang berbatu seperti “offroad”. Walaupun demikian, kami memaksakan untuk tetap lanjut. Sampailah kami ke sebuah pabrik pembuatan genteng. Kami terkejut, kami pun melanjutkan perjalanan yang tanpa arah mencari sebuah rumah yang terbuat dari bilik bambu. Tak kami sangka, kami sampai ke sebuah pertambangan yang berdebu dan jembatan yang terbuat dari sebilah bambu.
Saya    : bener nih kita akan kesana?
Ari    : iya, kita cari aja, keliatannya disana banyak rumah yang dari bilik
Saya    : jalannya berbahaya weh’
Ari    : bisa, demi membantu saudara kita semangat!!!

 Dengan perasaan was was kami pun melewatinya dengan cuaca yang sangat panas. Melewati jalan terjal, berbatu, berdebu, berlumpur itu kami hadapi hanya demi membantu sesama. Kami pun melihat rumah yang terbuat dari bilik bambu, kami pun berhenti. Kami berdiskusi apakah ini target selanjutnya yang akan kita datangi. Dan ternyata...
Didalam rumah tersebut ada sebuah motor bagus. Kami pun berpikir ulang untuk memberikan empati padanya. Dan akhirnya tidak jadi !!!
Walupun sedikit kecewa kami melanjutkan perjalanan, kami melihat jalur road race, kami juga melihat pemukiman mewah. Ternyata kami sampai di Tembong, kami sungguh kaget dan tak menyangka. Kurang lebih 2 jam setengah perjalanan kami, kami bingung kok bisa sampai tembong.
Masih terpikir tentang tembong kami melanjutkan perjalanan ke sebuah jalan terjal yang berbukit. Jalan berpasir dan berbatu yang membuat kami sedikit susah melewati jalan tersebut. Cuaca panas serta keadaan badan kami yang saat itu sedang berpuasa membuat perjalanan terasa sangat berat.
Setelah itu, Kami bertemu seorang lelaki tua di tempat yang kami kira sebuah tempat penyulingan minyak. Kami merasa kasian padanya. Karena keadaan yang tidak memungkinkan kami pun mengabaikannya dan melanjutakan perjalanan.
Tak jelas arah tujuan kita,kami hanya melihat sekeliling untuk mencari rumah yang dianggap tidak layak huni. Berbagai rumah kita lihat, tidak ada yang masuk kriteria kita. Tiba-tiba tak disangka kami sampai jalan raya. Dan ternyata itu adalah jalan raya menuju `Curug`.
Saya    : kita mau kemana? Kita sudah sangat jauh berjalan
Elang    : ayolah, kita sekalian berpetualang. Kan seruu
Ari    : ayo lanjut!!


Woow ternyata kami sudah berjalan sangat jauh. Tak kenal kata istrahat kita lanjutkan perjalanan ke sebuah gang sempit yang diprediksi mempunyai banyak masyarakat yang kurang mampu.
Kali ini jalannya sangat rusak dan berlumpur dan banyak genangan air. Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti disebuah perkampungan yang sedang memproduksi batu bata.
Ari    : udah kita istirahat disini dulu
Isti    : iya, kita pikirkan lagi langkah selanjutnya
    Aul    : ri, coba kita kesana *menunjuk  sebuah gardu*
    Adit    : ayu !!!
Kami melihat seorang ibu yang sedang sibuk membuat batu bata
Elang    : bu, numpang nanya. Disini tuh ada gak warga yang kurang mampu atau yang rumahnya terbuat dari biilik
Ibu    : oh kurang tau tuh. Tapi disekitar sinimah rumahnya tidak ada yang bilik. Soalnya disini tuh tempat memproduksinya batu bata.
Ari    : oh terima kasih bu. Maap mengganggu
Setelah beberapa lama isitrahat. Kami pun jalan kembali. Jam menunjukan pukuk 11:30 kami keluar dari gang tersebut karena kami anggap disitu masyarakat rata rata mampu.
Masuklah kami ke gang yang lain. Berkeliing dan mengitari kampung tersebut itu hal yang tidak aneh lagi bagi kami.Setelah sejam an berkeliling, akhirnya disitu kami masuk ke jalan kecil diantara 2 pohon. Dan menemukan sebuah warung dan kerumunan warga. Karena fisik yang semakin lemah kita beristirahat disitu sambil bertanya:
    Muti    : bu, maaf ganggu. Disini tuh ada warga yang kekurangan gak?
           Ibu    : ada ada, namanya Lihin. Dia sekarang hidup sebatang kara. Rumahnya juga rusak. Tapi berkat pemerintah rumahnya baru aja selesai direnovasi emang ada apa?
          Ari    : tidak bu, kami ada tugas empati dari sekolah. oh, boleh kami diantarkan kerumahnya bu!
          Ibu    : *memanggil seorang anak* eh, antarkan ini ke rumahnya lihin yah
          Adit    : Ri, mending nanti aja. Bagaiman kalau kita sholat dahulu   
          Icha     : bener tuh. Apalagi sekarang udah jam 13:35
          Ari    : oh yaudah deh. *melihat ke ibunya* bu, kayanya nanti kami kesini lagi aja. Soalnya kami belum sholat. Kami permisi dulu yah
         Ibunya    : oh yaudah, hati hati dijalan yah.

Kami pun pergi meninggalkan kerumunan warga tersebut dan bergegas mencari sebuah masjid. Akhirnya kami menemukan masjid di pinggir jalan. Kami pun sholat di masjid itu.
Setelah sholat kami berbincang dan bercanda canda. Kami memikirkan tentang lihin tadi. Dengan melalui perdebatan dan perselisihan hebat akhirnya kami memutuskan untuk tidak memilih lihin sebagai target selnjutnya dikarenakan dia sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Dengan berat hati, kita lanjutkan perjalanan. Terbesit di pikiran saya untuk pergi ke ‘baros’. Disana sepertinya saya  sering melihat lelaki tua duduk di rumah reot di pagi hari. Tanpa panjang lebar, kami pun pergi kesana. Sesampainya disana rumahnya dikunci dan digembok. Kami kira pemilik rumah tersebut edang pergi ke sawah.

Elang    : gak ada orang nih kayanya!
Adit    : iyanya ri, udahlah ke rumah saya dulu aja
           Ari    :  bener nih gak nunggu dulu? Yaudahlah.
          Semua    : iya, nanti kesini lagi aja kali
Kami  semua pun pergi mengunjungi rumah adit yang kala itu memang dekat dari lokasi kita berada. Dirumah adit kita langsung dijamu oleh ibunya. Selalu,kami menanyakan tentang masalah empati tersebut.
Ibu    : kalian ini sedang nyari apa?
Dian    : nyari orang yang kurang mampu, dan kalau bisa rumahya bilik
Ibu    : dit, kan dibelakang rumah kita ada bu darsih yang kurang mampu
Adit    : yang mana itu?
Ibu    : itu yang deket pohon mangga, itu juga rumahnya bilik juga kan*suara  meyakinkan*
Adit    : *dengan malu* oh yang itu, yaudah kita kesana
          Semua    : Gimananya dit? Bukannya dari tadi kesini geh. Yaudah cepet udah sore

Melihat rumahya memang sangat memprihatinkan, tapi ketika kami Coba memangil pemilik rumah. Tidak ada respon, dan keluarlah tetangganya. Dia bilang bahwa orangnya sedang pergi untuk mengambil baksos. Kecewa pun menghapiri kita lagi~. Sambil melepas penak kami bermain main didepan rumahnya. Foto-fotoan, tidur-tiduran, jalan-jalan. Perjalanan kita memang sangat seru.
   
Akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke tempat lelaki tua tadi. Kami semua kembali lagi kerumah kakek tadi. Sayang, rumahnya masih dikunci. Ketika kami meihat kesamping rumahnya, kami melihat lelaki tua itu. Dengan pakaian yang compang camping, badanya penuh dikerubungi dengan lalat, ba yang menyengat, karung di atas kepalanya,kami sedikit merasa segan untuk mewawancarainnya. Tapi teman kami sella memberanikan diri untuk mewawancarainnya.

     Sella    : pak, kami mau mewawancarai sebentar boleh kan?
       Lelaki tua: *melihat ke sekeliling* iya  *dengan suara yang tidak jelas*
       Sella    : hmm... bapak namanya siapa?
      Lelaki tua    : *dengan muka takut*  subardono *sambil melihat ke kamera teman*
      Gerald: gakpapa pak, kami hanya ingin mendokumentasikan
    Sella     : iya pak tidak apa apa. Bapak disini kerja apa? *menyodorkan rekaman*
      Lelaki tua    : saya? Saya mah buruh neng *suara ngeyel*
    Ari    : Bapak ini tinggal dimana?
      Lelaki tua: tuh disituh *menunjuk sebuah rumah jauh dibalik pohon besar*
    Ari    : kenapa bapak ada disini? Kok tidak pulang kerumah?
      Lelaki tua    : oh tidak, saya mah isthirahat aja disini
     Sella    : tapi kok ada baju segala? Bapak udah punya anak? Berapa?
      Lelaki tua    : nggaklah, udah. Anak bapak bapak sekarang umur 37 tahun *suara tinggi*
    Sella    : *mulai bingung* emang bapaknya umur berapa?
     Lelaki tua    : *muka pelongo* saya mah udah 78 tahun. Lahirnya tuh tahun 1901
    Semua: Hah? *serempak*
    Sella    : emang peghasilan bapak sehari berapa? Cukup buat hidup?

Tidak tau kenapa lelaki tua itu memegang tangan sella dengan erat dan penuh penghayatan dengan tatapan tajam ke arah saku atas jaket sella tersebut. Susasana menjadi tegang. Saya yang duduk disamping sella pun mulai ketakutan dengan tingkah laku orang ini.

     Lelaki tua    : emang kenapa nanya nanya? *menarik tangan*
    Sella    : *dengan muka panik dan tegang* gak pak, kami hanya ingin tau saja
   Pada saat itu semua diam termasuk lelaki tua dan sella. Lalu:
Lelaki tua    : penghasilan saya mah cukuplah. Dengan segala yang saya miliki *mulai ngaco     ngomongnya*
       Sella    : oh yaudah emang istri bapak kemana? *melepaskan tangan yg dipegang*

Ketika sella mengajukan pertanyaan tersebut, saya mendengar suara adit. Dan ketika saya menoleh kebelakang semua teman kami sudah siap di motor untuk kaburrr. Saya sebenernya masih bingung, tapi saya mengikuti mereka untuk menaiki motor. Sedangkan gerald dan sella masih mewawancarain dan memvideoin orang tersebut. Untung saya segera melemparkan dia batu sebagai kode.

Lelaki tua    : saya mah *tidak terdengar jelas*
    Sella    : oh yaudah ya pak terima kasih banyak * bergegas pergi*

Dengan terburu-buru kami pun pergi ke sebuah masjid untuk membicarakan hal tadi yang kami anggap itu masih janggal. Disitu adit menjelaskan bahwa orang tersebut adalah `ORANG GILA`. Adit sudah sering melihat orang tersebut, dia sebenarnya mau bilang dari awal tapi dia nggak enak sama kita. Orang – orang didaerah tersebut pun sudah tau bahwa dia orang gila. Bayangkan saja masa dia lahir tahun 1901. Itu tidak masu akal kan. Orang tua itu juga tidur di karung tersebut, tidak pernah ganti dan tidak pernah mandi. Pengalaman yang berharga bagi kami pada hal tersebut. Kami pun menenangkan diri di masjid tersebut sekitar 30 menit. Saat itu oukul menunjukan 15:25.
Kami pun memutuskan untuk pergi ke Banten Lama, denger-denger sih disana banyak orang yang kurang mampu. Walau kami puasa, tapi tidak kerasa karena dengan kejadian yang menimpa itu sangat berkesan. Sampai di daerah sempu, kelompok kami berpencar. 2 motor ke arah kebon jahe dan 4 motor ke arah sempu.
Disitu mulai ada miss komunikasi antara kami. Kami mulai emosi akan hal itu, apalagi saya bermain main dengan berkeliling keliling tidak jelas. Semua pada marah sama saya. Akhirnya kami pun janjian bertemu di Bunderan Ciceri.
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya semua bertemu di tempat ini. Walau semua jengkel padaku. Tapi itu hanya sebuah candaan saja.
Melihat sekelompok tukang becak, saya terpikir `mengapa kita tidak mewawancarain dia?` tanya saya ke pada yang lain. Teman-temanku pun menjawab ;`terserah`
Akhirnya, saya memberanikan diri untuk mewawancarain dia.

Ari    : bang kami dari smanda, mau wawancara bentar yah?
        Babang    : iya gakpapa, lagi santai ini saya juga. Mau nanya apa?
    Ari    : seputar kehidupan abang aja. Nama babang siapa?
        Babang    : oh iya, nama saya agus.
    Ari    : udah lama berkerja disini bang?
        Babang    : udah lama sekali, ada mah 20 tahun an mah.
    Ari    : oh, kenapa babang gak cari pekerjaan yang lebih pantas aja?
Babang    : mau sih mau, tapi kalau mau bikin usahakan harus ada modal. Nah itu     masalahnya modalnya tidak ada.

Ari    : oh iyasih bener juga.  Tapi kenapa milih mangkal disini? Kan masih banyak tuh pangkalan yang lebih rame, kenapa milih disini?
Babang    : yah saya sukanya disini, pertama mah karena orang disini baik, terus deket dengan warung kopi, disini juga lumayan rame sih.
Ari    : oh iya sih, paling jauh nganterin orang kemana bang?
   Babang    : paling jauh yah? *berhenti sejenak* palingan juga ke cipocok sana sih
       Ari    : berapa tuh bang kira-kira biaya ke sana?
   Babang    : yah lumayan sekitar 7 ribu, tapi kan penumpang tuh jarang. Sering seharian gak dapet penumpang.  Terpaksa pulang dengan tangan hampa.*mendesah*
      Ari    : waduh kok bisa gitu yah? *penasaran* terus bagaimana babang menghidupkan keluarga babang? Babang punya anak dan istri kan?
  Babang    : iyaa saya punya istri dan 4 orang anak. Yah kita cukupin aja sebisa mungkin. Udah bisa beli beras aja kami sudah seneng *mata mulai berkaca*
      Ari    : sabar pak~ tapi anak anak bapak sekolah semua?
  Babang    : alhamdulillah, semua anak saya masih sekolah.
      Ari    : oh, becak ini milik sendiri apa pinjeman bang?
  Babang    : oh inimah minjem saya, jadi setiap sore saya nyetor ke pangkalannya
     Ari    : berapa tuh pak sekali nyetor?
  Babang    : yah sekitar 3000 an seharinya.
     Ari    : iya iya,  lumayan besar berarti. Rumah abang emang dimana? Berarti setiap pulang ngasihin beca dulu kepangkalan?
   Babang    : tuh deket di nancang, nggak. Becak mah saya bawa, cuman duitnya saya setorkan ke sana. Tapi kadang kadang juga di simpen disana sih tergantung.
     Ari    : oh begitu, tapi pernah gak abang ngeluh gitu?
   Babang    : ngeluh mah pastinya pernah. Tapi selama kita masih ingat tuhan, kita akan mengetahu arti sesungguhnya bersyukur itu. *suara tegas*
    Ari    : weh hebat ternyata babang *tertawa* kalau ini sistem antrinya gimana tuh bang? Pernah gak ada yang ribut gara-gara nyerobot?
  Babang    : yah biasa aja, nti yang paling depan itu yang dapet penumpang. Pas kembalinya dia berarti dia masuk barisan paling belakang. Sejauh ini sih belum pernah, semua tertib sih.
    Ari    :wow, tertib juga ternyata tukang beca *senyum malu* oh yaudah deh bang makasih yah udah mau diwawancarain *sambil memberikan amplop yan telah kami siapkan sebelumnya* semoga ini bermanfaat yah
  Babang    : oh iya iya, makasih nih yah. Saya akan gunakan dengan sebaik mungkin

Pertemuan tersebut begitu bermakna. Kita bisa mengambil kesabarannya,ketekunan,rasa syukur.dst kita juga harus selalu mengingat allah.
     Dengan demikian kami melanjutkan perjalanan ke banten lama untuk memberi bingkisan dan berempati ke mereka. Dikarenakan kita masih mempunyai banyak barang yang akan disumbangkan kepada mereka.
Dalam perjalanan, tak kami sangka dan tak terduga teman kami yang bernama hadi terjatuh dari motornya dia membawa motor dengan kecepatan tinggi, dan ngerem mendadak karena ada yang nyebrang. Seluruh badannya lecet danpenuh dengan darah. Untung saja yang dibonceng hadi yaitu sella tidak mengalami luka sedikit pun.
Kami pun membawa hadi ke ke pinggir jalan yang kebetuan deket dengan warung. Disitu kami berusaha memberikan pertolongan dengan cara mebersihkan lukanya dengan alkohol.  Disitu suasana sangat tegang. Teman temanku saling tuduh menuduh. Dengan suasana seperti ini saya hanya fokus mengobati hadi.akhirnya suasana mereda setelah hadi pun relax tak menjerit kesakitan dengan sedikit lelucon.
Akhirnya setelah beberapa lama kemudian kami membawa hadi ke klinik `krakatau`. Ketika sampai hadi langsung masuk ke ruangan UGD. Hadi pun dibersihkan lukanya dan diobati disana.
Walau sempat tegang, tapi di klinik tersebut kita malah asik bercanda satu sama lain. Hadi pun terlihat bahagia. Walau di badanya penuh dengan perban. Akhirnya kami membuka satu bingkisan itu utuk dimakan oleh hadi. Kemudian, setelah meminumkan obat ke hadi, kami pun bergegas mengantarkan hadi pulang ke rumahnya. Sesampainya dirumah kami meminta maaf kepada kedua orang tuanya. Dan untungnya orang tua hadi baik dan mau mengerti keadaan.
Tak kerasa waktu menunjukan pukul 17;30, itu sebentar agi kami harus buka puasa

Dian        : eh kita buka puasa dimasjid aja yuuk, tanggung bentar lagi buka
Gerald    : hmm. Iya bener kan gratisan ini *tertawa*
Adit        : oh, yaudah cepet kita juga belum sholat ashar loh *muka tegas*
Ari        : yaudah ayoo kita cari masjid.

Setelah keluar dari kompleks hadi, tak beberapa lama kemudian kami menemukan sebuah masjid di pinggir jalan. Semua merasa lega karena semuanya sudah merasa capek. Kami pun disambut baik oleh warga masjid sana. Malahan kita sudah ditawarkan untuk buka bersama disini. Kami merasa bahagia sekali.tapi kami harus menunaikan sholat ashar dahulu. Setelah itu, kami mengikuti shalalawatan dan doa bareng sambil menunggu waktu buka puasa
**suara azan** alhamdulillah, kam pun langsung di sodorkan berbagai jenis makanan oleh  pak ustad dan jamaah lainnya. Tanpa basa basi lagi kami menyantap makanan itu dengan lahap, karena memang kami hari itu merasa sangat lelah. Jamaah disana baik baik, kita dilayani bagaikan raja. Kami merasa terhormat.
Kami pun sholat magrib berjamaah. Ketika kita hendak pulang terbesitlah dipikiran kami untuk memberikan buah tangan kepada jamaah masjid tersebut untuk diberikan lagi kepada yang lebih membutuhkan. Disitu kami bercengkraman dan berfoto bersama sambil tertawa gembira.
     Setelah itu , Kami pun pergi ke royal untuk melanjutkan makan malam bersama, walaupun ada sedikit emosi disana dikarenakan macet. Tapi itu merupakan pengalaman yang benar benar tak akan saya lupakan seumur hidup saya. Kita berangkat jam 8 pagi pulang jam 11 malem dengan segudang peristiwa, dengan segudang pengalaman, dengan segudang pelajaran. Pokoknya itu sangat mengesankan, terima kasih kawan, terimakasih kepada semua narasumber. Dan terima kasih ya allah. Kejadian ini membuat saya lebih bisa memaknai indahnya hidup walaupun dalam kondisi apapun, karena selama dijalan yang bener kita pasti menemukan kebahagiaan
 
BAB 3
PENUTUP


A.    Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Masyarakat harus memperdulikan lingkungan sekitar  khususnya orang yang kurang  mampu.
2) Kita wajib mensyukuri apa yang kita punya saat ini, karena masih banyak orang yang lebih memprihatinkan dari kita masih bisa bersyukur.
3) Belajar bagaimana susahnya menjalani kehidupan di dunia yang keras ini.dan kita jangan selalu melihat ke atas tapi lihat jugalah ke bawah.
4) Janganlah sekali-kali meremehkan orang dibawah kita, karena belum tentu kita lebih baik
5) Kita harus selalu membantu sesama serta memperdulikan mereka karena mereka perlu uluran tangan kita.
6) Melatih kepekaan kita terhadap lingkungan serta bagaimana kita bisa ikhlas.
7) janganlah menjadi orang yang sombong dan takabur, dan selalu hormati  orang.

Sabtu, 08 September 2012

Makalah Landasan Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  LATAR BELAKANG
Secara faktual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pembicaraan tentang pendidikan tidak pernah lepas dari unsure manusia. Dari beberapa pendapat tentang pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan pada umumnya sepakat bahwa pendidikan itu diberikan atau diselenggarakan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang positif.
Pendidikan, pada dasarnya adalah proses kumunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life long process), dan generasi ke generasi.
Pendidikan sebagai gejala manusiawi dan sekaligus usaha sadar, didalamnya tidak lepas dari keterbatsan-keterbatasan yang dapat melekat pada peserta didik, pendidik, interaksi pendidik, serta pada lingkungan dan sarana pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas, penyusun membatasi ruang lingkup pembahasan pada pendidik/guru. Guru merupakan pelaku utama dalam pendidikan, selain peserta didik. Pendidik (Guru) yang baik adalah yang memiliki kemampuan atau kompotensi yang bisa diberikan kepada anak didik. Pendidik merupakan sosok yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi pengembangan segenap potensi peserta didik. Ia menjadi orang yang paling menentukan dalam perancangan dan penyiapan proses pendidikan dan pembelajarana di kelas, paling menentukan dalam pengaturan kelas dan pengendalian siswa, pun pula dalam penilaian hasil pendidikan dan pembelajaran yang dicapai siswa.
Seseorang yang menginginkan menjadi pendidik maka ia dipersyaratkan mempunyai kriteria yang diinginkan oleh dunia pendidikan. Tidak semua orang bisa menjadi pendidik kalau yang bersangkutan tidak bisa menunjukkan bukti dengan criteria yang ditetapkan. Dalam hal ini oleh Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto, dan Dwi Siswoyo (1995) syarat seorang pendidik adalah : (1) mempunya perasaan terpanggil sebagai tugas suci, (2) mencintai dan mengasih-sayangi peserta didik, (3) mempunyai rasa tanggung jawab yang didasari penuh akan tugasnya. Ketiga persyaratan tersebut merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Orang terasa terpanggil untuk mendidik maka ia mencintai peserta didiknya dan memiliki perasaan wajib dalam melaksanakan tugasnya disertai dengan dedikasi yang tinggi atau bertanggungjawab. Menurut mereka juga bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah :
a Kompetensi profesional
b Kompetensi personal
c Kompetensi sosial
Namun untuk konteks Indonesia, dewasa ini telah dirumuskan syarat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru menurut UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Pada pasal 10 undang-undang tersebut disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Guru yang baik adalah guru yang bisa menguasai ke empat kompetensi diatas. Dewasa ini banyak kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam upaya mencari sosok guru yang baik dan memiliki kemampuan yang berkompoten. Akan tetapi, pembahasan kali ini hanya membahas tentang “ usaha memperbaiki kualitas guru dengan mengoptimalkan kompotensi pedagogic dan kompetensi kepribadian “.

1.2. RUMUSAN MASALAH
1) Mengemukakan tentang arti pendidikan dan mendidik menurut para ahli.
2) Memaparkan tujuan pendidikan.
3) Menjelaskan apa itu kompetensi dan kompetensi apa yang dimiliki guru.
4) Bagaimana upaya memgoptimalkan kualitas guru dengan mengoptimalkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional

1.3 TUJUAN
1.    Mengetahui pegertian pendidikan berdasarkan ruang lingkup dari beberapa aspek

BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Arti Pendidikan
Pendidikan sebagai gejala universal, merupakan suatu keharusan bagi manusia , karena selain pendidikan sebagai gejala, juga sebagai upaya memanusiakan manusia. Berikut ini akan dikemukakam beberapa pengertian pendidikan menurut para ahli :
Menurut Rusli Lutan (1994) mengemukakan bahwa “pendidikan pada hakekatnya tetap sebagai proses membangkitkan kekuatan dan harga diri dari rasa ketidakmampuan, ketidakberdayaan, keserbakekurangan”.
Djuju Sudjana (1996:31) tentang modal itu dalam dirinya sendiri yang tersirat dalam “human capital theory”, bahwa manusia merupakan sumber daya utama, berperan sebagai subyek baik dalam upaya meningkatkan tarap hidup dirinya maupun dalam melestarikan dan memanfaatkan lingkungannya. Menurut teori-teori ini konsep pendidikan harus dirasakan atas anggapan bahwa modal yang dimiliki manusia itu sendiri meliputi : sikap, pengetahuan, keterampilan dan aspirasi. Dengan perkataan, “modal utama bagi kemajuan manusia tidak berada di luar dirinya melainkan ada dalam dirinya, dan modal itu sendiri adalah pendidikan.
Menurut George F. Knelled Ledi dalam bukunya yang berjudul Of Education (1967:63), pendidikan dapat dipandang dalam arti teknis, atau dalam arti hasil dan arti proses. Dalam artinya yang luas pendidikan menunjuk pada suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan dengan pertumbuhan atau perkembangan jiwa (mind), watak (character), atau kemampuan fisik (physical Ability) individu, pendidikan dalam arti ini berlangsung terus menerus (seumur hidup) kita sesungguhnya dan pengalaman seluruh kehidupan kita (George F. Knelled, 1967:63) dan pendidikan, Demands A. kualitative concept of experience (Frederick Mayyer, 1963:3-5).
Selanjutnya menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk emmiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Jadi dapat disimpulkan, pendidikan adalah proses sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia sebagai individu, makhluk sosial dan sebagai makhluk Tuhan. Dalam pendidikan, secara implicit terjalin hubungan antara dua pihak, yaitu pihak pendidik dan pihak peserta didik yang di dalam hubungan itu berlainan kedudukan dan peranan setiap pihak, akan tetapi sama dalam hal dayanya yaitu salling mempengaruhi guna terlaksananya proses pendidikan (transformasi pendidikan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan yang tertuju kepada tujuan-tujuan yang diinginkan.

2.2  Arti Mendidik
Kalau mendidik diartikan sebagai memberi nasihat, petujnjuk, mendorong agar rajin belajar, memberi motivasi, menjelaskan sesuatu atau ceramah, melarang prilaku yang tidak baik, menganjurkan dan menguatkan perilaku yang baik, dan menilai apa yang telah dipelajari anak, itu bisa dilakukan oleh semua orang. Dan tidak perlu susah-susah membuat pendidik menjadi profesional. Tetapi mendidik seperti ini apakah dapat menjamin anak-anak akan berkembang sempurna secara batiniah dan lahiriah?
Mendidik adalah membuatkan kesempatan dan menciptakan situasi yang kondusif agar anak-anak sebagai subjek berkembang sendiri. Mendidik adalah suatu upaya membuat anak-anak mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi, dan potensi-potensi lainnya secara optimal. Berarti mendidik memusatkan diri pada upaya pengembangan afeksi anak-anak, sesudah itu barulah pada pengembangan kognisi dan keterampilannya. Berkembangnya afeksi positif terhadap belajar, merupakan kunci keberhasilan belajar berikutnya, termasuk keberhasilan dalam meraih prestasi kognisi dan keterampilan. Bila afeksi anak sudah berkembang secara positif terhadap belajar, maka guru, dosen, orang tua, maupun anggota masyarakat tidak perlu bersusah-susah membina mereka agar rajin belajar. Apapun yang terjadi mereka akan belajar terus untuk mencapai cita-cita. Inilah pengertian yang benar tentang mendidik. Melakukan pekerjaan mendidik seperti ini tidaklah gampang. Hanya orang-orang yang sudah belajar banyak tentang pendidikan dan sudah terlatih mampu melaksanakannya.
Sesudah paham akan makna kata mendidik, lalu dikembangkan criteria keberhasilan mendidik. Keberhasilan itu tidak ditentukan olah prestasi akademik peserta didik. Prestasi akademik otomatis akan muncul manakala pendidikan berhasil. Lagipula prestasi seperti itu akan benar-benar mencerminkan prestasi akademik mereka masing-masing secara obyektif bukan karena mencontek atau cara-cara yang tidak sah lainnya, sebab para peserta didik telah memiliki budaya belajar yang positif. Kriteria keberhasilan mendidik tersebut adalah :
1. Memiliki sikap suka belajar.
2. Tahu tentang cara belajar.
3. Memiliki rasa percaya diri.
4. Mencintai prestasi tinggi.
5. Memiliki etos kerja.
6. Produktif dan kreatif.
7. Puas akan sukses yang dicapai.
Hal lain yang perlu diperkenalkan kepada calon guru untuk dipelajari, dipahami, dilatih, dan dilaksanakan setelah bertugas di lapangan adalah sejumlah perilaku pendidik dalam proses pendidikan yang bisa dipilih salah satu atau beberapa diantaranya yang cocok dengan tujuan pendidikan setiap kali tatap muka. Perilaku-perilaku pendidik yang dimaksud adalah :
1. Pendidik bertindak sebagai mitra atau saudara tua peserta didik.
2. Melaksanakan disiplin yang permisif, ialah memberi kebebasan bertindak asal semua peserta didik aktif belajar.
3. Member kebebasan kepada semua peserta didik untuk mengaktualisasi potensi mereka masing-masing.
4. Mengembangkan cita-cita riil para peserta didik atas dasar pemahaman mereka tentang diri sendiri.
5. Melayani pengembangan bakat setiap peserta didik.
6. Melakukan dialog atau bertukar pikiran secara kritis dengan peserta didik.
7. Menghargai agama dalam dunia modern yang penuh dengan rasionalitas. Hal-hal di luar rasio manusia dibahas lewat agama.
8. Melakukan dialektika nilai budaya lama dengan nilai-nilai budaya modern.
9. Mempelajari dan ikut memecahkan masalah masyarakat, yang mencakup ekonomi, sosial, budaya, dan geografis, termasuk aplikasi filsafat pancasila.
10. Mengantisipasi perubahan lingkungan dan masyarakat pendidik atau bekerja sama dengan para peserta didik.
11. Member kesempatan kepada para peserta didik untuk berkreasi.
12. Mempergunakan metode penemuan.
13. Mempergunakan metode pemecahan masalah.
14. Mempergunakan metode pembuktian.
15. Melaksanakan metode eksperimentasi.
16. Melaksanakan metode berproduksi barang-barang nyata yang mungkin bisa dipasarkan.
17. Memperhatikan dan membina perilaku nyata agar positif pada setiap peserta didik.

2.3 Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, bab II pasal 3 bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan. Adalah suatu yang logis bahwa pendidikan itu harus dimulai dengan tujuan, yang diasumsikan sebagai nilai. Tanpa dasar tujuan, maka dalam praktek pendidikan tidak ada artinya (Moore, T.W, 1974:86).
Ada bermacam-macam tujuan pendidikan menurut para ahli. MJ. Langeveld mengemukakan ada enam macam tujuan pendidikan, yaitu (1) tujuan umum, total atau akhir, (2) tujuan khusus, (3) tujuan tak lengkap, (4) tujuan sementara, (5) tujuan intermedier dan (6) tujuan insindental.
Tujuan pendidikan di Indonesia bisa dibaca pada GBHN, pelbagai peraturan pemerintah dan undang-undang pendidikan. Pertama-tama mari kita lihat GBHN tahun 1993. Dalam GBHN itu dijelaskan bahwa kebijaksanaan pembangunan sector pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, keratif, terampil, beridsiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif, dan sehat jasmani-rohani. Indicator-indikator tujuan pendidikan di atas dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1. Hubungan dengan Tuhan, ialah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pembentukkan pribadi, mencakup berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, dan kreatif.
3. Bidang usaha, mencakup terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif.
4. Kesehatan, yang mencakup kesehatan jasmani dan rohani.
Kini mari kita kaitkan pandangan para ahli di atas dengan tujuan pendidikan kita. Tujuan pendidikan di Indonesia seperti telah dibahas sebelunya, ialah untuk membentuk manusia seutuhnya, dalam arti berkembangnya potensi-potensi individu secara harmonis, berimbang dan terintegrasi. Bila hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, sudah tentu harapan-harapan para ahli yang dilukiskan di atas bisa tercapai. Sebab tujuan pendidikan ini pun mengembangkan potensi-potensi individu seperti apa adanya.kalaupun ada kebijakan tertentu yang agak berbeda arah dengan tujuan ini dengan maksud-maksud tertentu, diharapkan kebijakan itu tidak terlalu lama dipertahankan. Dengan demikian secara konsep atau dokumen tujuan pendidikan Indonesia tidak berbeda secara berarti dengan tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh para ahli pendidikan di dunia.
Oleh karena itu mencapai tujuan pendidikan, dibutuhkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi. Apa dan bagaimana kompetensi ini, akan dijelaskan pada bagian berikutnya.

2.4  Arti kompetensi dan dimensi-dimensi kompotensi guru
Syah (2000:229) mengemukakan pengerian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkn kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. McAhsan (1981:45), sebagaiman dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kompetensi :”is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, wich become part office or her being to the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor behaviours”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan itu, Finch dan Crunkilton (1972:222) sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Sofo (1999:123) mengemukakan “A competency is a composed of skill, knowledge, ans attitude, but in particular the consistent applications of those skill, knoeledge, and attitude to the standard of performance required in employment “. Dengan kata lain kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap, namun yang penting adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan dan sikap ynag diperlukan tersebut dalam pekerjaan. Robbins (2001:37) menyebut kompetensi sebagai ablity , yaitu kapasitas seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Selanjutnya dapat dikatakan bahwa kemampuan individu dibentuk oleh dua faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dean kemampuan fisik. Kemampuan inteletual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental, sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan dan keterampilan. Spencer & spencer (1993:9) mengatakan “ competency iws underlying caharacteristicof an individual that is causally related ti criterion-reference effective and/or superior performance in a job or situation”. Jadi kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu. Selanjutnya Spencer & Spencer menjelaskan, kompetensi dikatakan Underlying characteristic karena karakteristik merupakan bagian yang mendalam dan melekat pada kepribadian seseorang dan dapat memprediksi berbagai situasi dan jenis pekerjaan. Dikatakan causally related, karena kompetensi menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja. Dikatakan criterion-referenced, karena kompetensi itu benar-benar memprediksi siapa-siapa saja yang kinerjanya baik atau buruk, berdasarkan criteria atau standar tertentu. Muhaimin (2004:151) menjelaskan kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus ditunjukkan sebagai kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika. Depdiknas (2004:7) merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Syah (2000:230), “kompetensi” adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum. Selanjutnya masih menurut Syah, dikemukakan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Jadi kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompeten dan profesional adalah guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya. Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi yang diperlukan seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman.
v Dimensi-dimensi Kompetensi Guru
Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen paal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Akan tetapi pada makalah ini akan dibahas dua kompetensi guru saja, yaitu kompetensi pedagogic dan kompetensi kepribadian.
a. Kompetensi Pedagogik
Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dikemukakan kompetensi pedagogic adalah “kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”. Depdiknas (2004:9) menyebut kompetensi ini dengan “kompetensi pengelolaan pembelajaran”. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian. Kompetensi menyusun rencana pembelajaran menurut Joni (1984:12), kemampuan merencanakan program belajar mengajar mencakup kemampuan : (1) merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran, (2) merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, (3) merencanakan pengelolaan kelas, (4) merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran, dan (5) merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. Menurut Dwi Siswoyo, kompetensi Pedagogik bukanlah kompetensi yang hanya bersifat teknis belaka, yaitu “kompetensi mengelola peserta didik..” (yang dirumuskan dalam PP RI No. 19 tahun 2005), karena “pedagogy” or “paedagogy” adalah “the art and science of teaching and educating”(Dwi Siswoyo:2006).
Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi penyusunan rencana pembelajaran meliputi; (1) mampu mendeskripsikan tujuan, (2) mampu memilih materi, (3) mampu mengorganisir materi, (4) mampu menentukan matode/strategi pembelajaran, (5) mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran, (6) mampu menyusun perangkat penilaian, (7) mampu menentukan teknik penilaian, dan (8) mampu mengalokasikan waktu. Berdasarkan uraian di atas, merencanakan program belajar mengajar merupakan proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung, yang mencakup : merumuskan tujuan, menguraikan deskripsi satuan bahasan, merancang kegiatan belajar mengajar, memilih berbagai media dan sumber belajar, dan merencanakan penilaian penguasaan tujuan. Kompetensi pedagogic ini mencakup pemahaman dan pengembangan potensi peserta didik, perencanan dan pelaksanaan pembelajaran, serta system evaluasi pembelajaran, juga harus menguasai “ilmu pendidikan”. Kompetensi ini diukur dengan performance test atau episodes terstruktur dalam praktek pengalaman lapangan (PPL), dan tase based test yang dilakukan secara tertulis.
Kemampuan mengelola pembelajaran, meliputi :
a. Pemahaman peserta didik
b. Perancangan, pelaksanaan dan evaluasi hasil belajar
c. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian
Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (dicontoh sikap dan perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226) menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan menetukan apakah ia menjadi pendidika dan Pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang premature dalam pengamatan dan pengenalan. Dalam UU guru dan dosen dikemukakan kompetensi kepribadian adalah “kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik”. Surya (2003:138) menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi seorang guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri. Gumelar dan Dahyat (2002:127) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi : (1) pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama, (2) pengetahuan tentang budaya dan tradisi, (3) pengetahuan tentang inti demokrasi, (4) pengetahuan tentang estetika, (5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, (6) memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan, (7) setia terhadap harkat dan martabat manusia. Sedangkan kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap empati, terbuka, berwibawa, bertanggung jawab dan mampu menilai diri pribadi. Jhonson sebagaimana dikutip Anwar (2004:63) mengemukakan kemampuan personal guru, mencakup (1) penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya, (2) pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru, (3) kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya. Arikunto (1993:239) mengemukakan kompetensi personal mengharuskan guru memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas, kompetensi kepribadian guru tercermin dari indicator (1) sikap dan (2) keteladanan.
5. Upaya mengoptimalkan kualitas guru dengan mengoptimalkan kompetensi Pedagogik dan kompetensi Kepribadian
• Melaksanakan proses belajar mengajar
Melaksanakan proses belajar mengajar merupakan tahap pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang dituntut adalah kreatif guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan belajar mengajr dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini disamping penentuan teori belajar mengajar, pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya : prinsip-prinsip belajar, penggunaan alat bantu pengajar, penggunaan metode belajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa. Yutmini (1992:13) mengemukakan, persyaratan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar meliputi kemampuan : (1) menggunakan metode belajar, media pelajaran, dan bahan latihan yang sesuai dengan tujuan pelajaran, (2) mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran, (3) berkomunikasi dengan siswa, (4) mendemonstrasikan berbagai metode belajar, dan (5) melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar. Hal serupa dikemukakan oleh Harahap (1982:32) yang menyatakan, kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan program mengajar adalah mencakup kemampuan : (1) memotivasi siswa belajar sejak saat membuka sampai menutup pelajaran, (2) mengarahkan tujuan pengajaran, (3) menyajikan bahan pelajaran dengan metode yang relevan dengan tujuan pengajaran, (4) melakukan pemantapan belajar, (5) menggunakan alat-alat bantu pengajaran dengan baik dan benar, (6) melaksanakan layanan bimbingan penyuluhan, (7) memperbaiki program belajar mengajar, dan (8) melaksanakan hasil penelitian belajar dalam pelaksnaan proses belajar.
• Melaksanakan penilaian proses belajar mengajar
Menurut Sutisna (1993:212), penelitian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun dan dilaksnakan. Penelitian diarikan sebagai proses yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan utnuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan. Commite dalam Wirawan (2002:22) menjelaskan, evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap upaya manusia, evaluasi yang baik akan menyebarkan pemahaman dan perbaikan pendidikan sedangkan evaluasi yang salah akan merugikan pendidikan. Tujuan utama melaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat diupayakan dan dilaksanakan. Dengan demikian, melaksanakan penelitian proses belajar mengajar merupakan bagian tugas guru yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa. Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi penilaian belajar peserta didik, meliputi (1) mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran, (2) mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembedaan, (3) mampu memperbaiki soal yang tidak valid, (4) mampu memeriksa jawab, (5) mampu mengklasifikasi hal-hal penilaian, (6) mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian, (7) mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil penilaian, (8) mampu menentukan korelasi soal berdasarkan hasil penilaian, (9) mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian, (10) mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis, (11) mampu menyusun program tindak lanjut hasil penilaian, (12) mengklasifikasi kemampuan siswa, (13) mampu mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian, (14) mampu melaksanakan tindak lanjut, (15) mampu mengevaluasi hasil tindak lanjut, dan (16) mampu menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut penilaian.
Berdasarkan uraian di atas kompetensi Pedagogik tercermin dari indicator (1) kemampuan merencanakan program belajar mengajar, (2) kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan (3) kemampuan melakukan penilaian.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kualitas sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Dengan demikian, bidang/dunia pendidikan adalah bidang menjadi tulang punggung pelaksanaan pembangunan nasional. Tujuan pendidikan, khususnya di Indonesia adalah membentuk manusia seutuhnya yang pancasilais, dimotori oleh pembangunan afeksi. Tujuan khusus ini hanya bisa ditangani dengan ilmu pendidikan bercorak Indonesia sesuai dengan kondisi Indonesia, dan dengan penyelenggaraan pendidikan yang memakai konsep system.
System pendidikan di Indonesia diselenggarakan dengan mengandalkan empat kompetensi yang harus dikuasai/dimiliki oleh tenaga pengajar. Empat kompetensi itu adalah kompetensi profesional, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi pedagogic. Oleh sebab itu, keempat kompetensi ini merupakan hal yang paling utama untuk dikuasai oleh tenaga pengajar demi mencapai tujuan pendidikan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Siswoyo, Dwi, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. UNY Press. Yogyakarta
UU Sikdiknas. 2006. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
UU Guru dan Dosen. 2005. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2007, tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan
Peraturan Menteri Nomor 11 Tahun 2005, tentang Buku Teks Pelajaran
Pidarta, Dr. Made. 2000. Landasan Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Peraturan Menteri No. 16 / 18.